BI Kediri Bina Petani di Sentra Perkebunan Kopi

Setelah melihat peluang dan masih adanya kemauan warga untuk kembali menggeluti sektor perkebunan kopi, pada Desember 2016 BI mulai menyalurkan 3.000 bibit kopi unggul bersertifikat jenis arabica yang secara khusus didatangkan dari Jember.

Menurut Djoko, bibit kopi arabica dari wilayah tapal kuda tersebut bisa panen setelah berusia dua tahun.

Selain itu, BI juga memberikan bantuan alat pengolahan kopi kepada kelompok petani kopi.

Diharapkan kelompok ini bisa berkembang, dan menular ke kelompok-kelompok lainnya. Untuk itu, BI juga menggagas kerja sama dengan Perhutani.

“Perhutani menyatakan juga siap jika lahannya ditanami kopi. Mereka justru senang apalagi tanaman kopi ini kan tumbuh di bawah tegakkan, jadi tidak sampai mengganggu tanaman utama,” kata Djoko.

Dikonfirmasi, Bupati Tulungagung menyambut positif apa yang dilakukan BI tersebut.

Menurutnya, selama ini potensi kopi di Sendang belum digarap maksimal. Bahkan areal bekas perkebunan Belanda sudah dibabat, dan dijadikan Agropolitan, untuk tanaman sayur dan buah jangka pendek seperti pisang.

“Kopi ini tanaman investasi untuk jangka panjang,” katanya.

Terkait peralihan pola tanaman, menurut Syahri memang seharusnya ada proses pendampingan agar masyarakat yang menanam kopi, namun ada penghasilan sebelum kopinya panen.

Dari sisi keamanan lingkungan kopi juga lebih dianjutkan dibanding sayur dan buah.

“Lahannya di lereng, kalau sayur dan buah resiko longsornya tinggi. Tapi kalau tanaman kopi, dia lebih bisa menahan tanah dari erosi,” katanya. [Ant]

Lihat juga...