Petani Keluhkan Perbedaan Besar Harga Jual dan Beli Bawang Merah

LAMPUNG — Petani bawang merah di Dusun Buring Desa Sukabaru Kecamatan Penengahan sering mengeluhkan harga jual di tingkat petani dan pedagang sangat berbeda jauh. Seperti halnya saat Ramadhan kemarin, di bawah dibeli dengan harga Rp30.000 per kilogram, namun di pasaran bisa mencapai Rp50.000 perkilogram.

Petani bawang merah, Eko Pramono (35) menyebutkan, perbedaan yang sangat besar tersebut berpengaruh terhadap petani, terutama dalam hal bibit bawang. Dalam satu kali masa tanam, ia membutuhkan 50 kilogram bibit untuk lahan setengah hektar.

“Perbedaan besar tersebut membuat penanam bawang merah masih belum memperoleh keuntungan maksimal dihitung dari biaya bibit, pupuk dan obat obatan,” ungkap Eko Pramono saat ditemui Cendana News tengah menyirami tanaman bawang merah miliknya, Kamis (14/7/2017).

Ia menyebut saat ini petani bawang merah berharap harga jual di tingkat petani bisa menyamai harga beli bibit sehingga dirinya bisa memperoleh keuntungan dari budidaya bawang merah.

Eko Pramono,petani bawang di Kecamatan Penengahan menyiapkan bibit [Foto: Henk Widi]
Petani lain yang menanam bawang merah dalam jumlah relatif banyak, Sumadi warga Desa Ruguk Kecamatan Ketapang  menyebutkan, harga bawang merah yang mahal di pasaran belum menguntungkan karena dibeli dari tingkat petani dengan harga yang murah.

Padahal, untuk menghasilkan bawang merah yang berkualitas, mereka harus memberikan nutstrisi yang cukup pada tanaman, bahkan kerap kali harus mengeluarkan biaya ekstra saat ada serangan hama.

“Kami kerap menghadapi persoalan serangan hama dan faktor cuaca terutama meski cuaca panas tapi terkadang hujan berimbas pada pembusukan batang dan umbi sehingga modal dan hasil tidak seimbang malah justru rugi,”ungkapnya.

Lihat juga...