Banjir dan Serangan Virus, Budidaya Udang Vaname Merugi

LAMPUNG – Ratusan pemilik lahan tambak budidaya udang jenis vaname di Desa Bandaragung, Kecamatan Sragi, Kabupaten Lampung Selatan, mengalami kerugian akibat curah hujan tinggi yang berimbas meluapnya air ke areal pertambakan yang berada di saluran primer atau tanggul pengairan dari pantai pesisir timur Lampung tersebut.

Hendri, salah satu pemilik lahan tambak di Dusun Bunut Selatan, Desa Bandaragung, menyebut, kejadian banjir kerap terjadi pasca lebaran Idul Fitri 2017 (1438 Hijriyah) mengakibatkan lahan tambaknya terkena limpasan air hujan yang menggenang dan tak bisa dibuang melalui saluran drainase. Imbasnya udang jenis vaname yang sudah ditebar umur 25 hari mengalami kematian dan sebagian terkena penyakit white spot syndrome (WSS).

Penyakit white spot syndrome, ungkap Hendri, merupakan penyakit dengan jenis penyakit bintik putih pada udang dan berimbas udang jadi berenang ke permukaan dan bahkan sebagian mati. Selain akibat faktor cuaca dan menyebabkan perkembangan virus yang dikenal dengan WSS ia menyebut, kematian pada udang yang sudah ditebar disebabkan karena kualitas air yang kurang bagus dan tidak stabilnya operasi kincir air yang ada pada tambak. Selain merugikan petambak dengan bibit yang cukup banyak ditebar mati, dampak virus tersebut rentan menyebar ke petambak lain melalui perputaran air yang ada di saluran tambak dengan sistem penggunaan saluran air masih satu pintu.

“Perubahan cuaca dengan curah hujan tinggi berimbas pada kualitas air sehingga kami berikan kapur untuk memperbaiki kualitas air, namun faktor saluran air tidak bisa keluar ke saluran pembuangan,” terang Hendri, salah satu pemilik tambak udang jenis vaname yang tengah melakukan panen dini pada lahan seluas dua hektar miliknya, Minggu (16/7/2017).

Lihat juga...