WTM Gelar Pelatihan Kepemimpinan bagi Perempuan Nelayan

MAUMERE – Wahana Tani Mandiri (WTM) bekerja sama dengan Koalisi untuk Keadilan dan Perikanan Rakyat (Kiara) dalam Program Right to Food mengadakan  kegiatan pelatihan kepemimpinan bagi perempuan nelayan di Kabupaten Sikka.

Carolus Winfridus Keupung, Direktur WTM kepada Cendana News di kantornya, Senin (26/6/2017) mengatakan, selama ini nelayan selalu dilupakan dalam hal pendampingan karena kegiatan mereka yang memaksa mereka selalu berada di laut.

Oleh karena itu, lanjut Win, sapaannya, muncul pemikiran untuk mempersatukan dan meningkatkan kapasitas nelayan melalui kaum perempuan. Selama 3 hari, paparnya, para peserta dididik untuk menjadi lebih mengerti dan paham mengenai bagaimana menjadi seorang pemimpin serta menjadi seorang fasilitator yang baik.

Yohanes Suban Kleden, staf PBH Nusra yang ditemui Cendana News di tempat yang sama menjelaskan, dalam pelatihan yang membawakan materi mengenai kepemimpinan, beliau membacakan sebuah cerita yang berjudul “Srikandi Air Bersih”.

Cerita ini, sebut Sun sapaannya, menggambarkan perjuangan seorang wanita yang berani melawan budaya yang melarang wanita untuk menjadi pemimpin, serta mampu mengubah lingkungannya menjadi lebih baik dengan mendatangkan air bersih, menciptakan kehidupan gotong royong dan banyak anak yang rajin untuk ke sekolah.

“Hal yang paling mendasar ketika kita menjadi seorang pemimpin adalah  berani menerima risiko sehingga seorang pemimpin harus berani membuat terobosan yang baik bagi orang lain, kelompok dan masyarakat, meski mendapat tantangan dari berbagai pihak,” ungkapnya.

Direktur WTM, Carolus Winfridus Keupung, saat membawakan sambutan dalam pelatihan kepemimpinan bagi perempuan nelayan Sikka. Foto: Ebed de Rosary

Raymundus menjelaskan, bahwa seorang fasilitator yang baik harus memiliki beberapa keterampilan, seperti: mampu menganalisis  keadaan sosial, mampu melakukan negosiasi dengan pihak lain, melakukan konsultasi, mampu merangkul semua anggota. Selain itu juga disampaikan tentang langkah-langkah dalam membentuk suatu komunitas serta peran-peran dari seorang organizer.

Sementara itu, Kepala Dinas Keluarga Berencana, Perempuan dan Anak, Kabupaten Sikka Konstantia Arankoja, menyampaikan terima kasih kepada WTM dan Kiara yang sudah menyelenggarakan kegiatan pelatihan dan memberikan ruang kepada mereka untuk hadir dalam kegiatan ini.

Menurut Konstantia, bahwa dalam proses pendampingan, pemerintah tidak bisa berjalan sendiri, namun harus ada dukungan dari semua pihak termasuk dukungan dari LSM yang ada di Kabupaten Sikka.

“Perempuan harus berpikir lebih rasional karena sudah diberi ruang untuk belajar menjadi pemimpin agar bisa membangun daerah mereka,” tuturnya.

Konstantia juga menyampaikan bahwa pemerintah sangat merespon, mulai perencanaan dari tingkat paling bawah sehingga setelah kembali dari mengikuti kegiatan ini, mereka harus menginventarisir kebutuhan para nelayan serta harus mengikuti kegiatan Musrembang.

Sebelum kegiatan pelatihan ditutup, Direktur WTM bersama fasilitator, memfasilitasi peserta untuk membentuk organisasi nelayan dengan nama Ikatan Perempuan Nelayan Sikka (IPNES).

Organisasi ini diketuai oleh Margaretha Lenny Riti, sekretaris Agustina Nona, bendahara Dahlia, publikasi Novi, koordinator wilayah utara Yaya, dan koordinator wilayah selatan Elisabeth Noran Soge serta divisi pemberdayaan Katarina Dolorosa.

Lihat juga...