JAKARTA – Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi, menghadiri pertemuan trilateral dengan Filipina dan Malaysia, guna membahas perkembangan situasi pasca-serangan kelompok teroris di Marawi, serta menyepakati upaya kolektif ketiga negara dalam menanggulangi terorisme di kawasan.
“Permasalahan subkawasan merupakan tanggung jawab bersama,” ujar Menlu dalam siaran persnya yang diterima dari Kementerian Luar Negeri di Jakarta, Jumat (23/6/2017).
Dalam pertemuan yang diselenggarakan di Manila pada Kamis (22/6/2017), Menlu didampingi Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, Kepala Kepolisian RI Jenderal Pol Tito Karnavian, dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen Pol Suhardi Alius.
Lewat pernyataan pembukaannya pada pertemuan tersebut, Menlu Retno menekankan, bahwa masalah yang kini dihadapi Filipina harus ditangani secara bersama-sama dengan menyelesaikan akar permasalahan terorisme melalui pembangunan sosial ekonomi di kawasan perbatasan ketiga negara.
“Permasalahan terorisme adalah situasi luar biasa yang harus ditangani dengan cara-cara yang juga luar biasa”, kata Menlu.
Panglima TNI dalam pernyataannya kepada media usai pertemuan tersebut, mengatakan SOP patroli laut bersama Indonesia-Filipina-Malaysia yang ditandatangani di Tarakan pada 19 Juni 2017, dapat menciptakan pondasi yang kuat bagi upaya bersama menanggulangi terorisme di kawasan perbatasan ketiga negara.
Sementara itu, Kapolri menyampaikan, bahwa fenomena serangan terorisme di Marawi, bukan sekadar fenomena lokal, namun telah menjadi ancaman regional dan global. Karena itu, kerja sama operasional yang efektif antara ketiga negara diperlukan untuk menghadapinya.