Selain sengaja berburu di sekitar pantai, akar-akar yang terbawa oleh gelombang laut tersebut diakuinya sebagian berupa kayu yang sudah terendam air laut dan bahkan memiliki sisi artistik yang cukup indah. Namun, sebagian masih perlu dibentuk dengan bantuan alat khusus untuk mengukir dan menambah sentuhan pewarnaan dengan cat pernis agar lebih mengkilat dan awet.
Sementara itu ia mengaku, membuat beberapa asbak dari kerang bekas berukuran besar yang sebagian sudah dibawa sang anak untuk dijual ke Banten dan juga beberapa batu karang hias yang dirangkai menjadi hiasan meja. Sementara untuk kerang-kerang kecil yang unik banyak dipesan oleh para pembuat furnitur untuk pembuatan meja hias dengan kaca yang menyerupai aquarium lengkap dengan suasana pasir pantai lengkap dengan karang dan kerang.
![]() |
Perajin akar kayu hias melakukan proses pengecatan akar kayu pesisir pantai. |
Ia menyebut, meski barang-barang sederhana yang dibuatnya hanya dari barang bekas, namun harga yang ditawarkan juga diakuinya cukup lumayan. Asbak dari kerang bekas sekaligus sebagai hiasan diakuinya dijual dengan harga Rp45ribu, kerang-kerang kecil sebagai hiasan meja dijualnya dengan harga Rp25 ribu dengan isi sebanyak 50 buah, kerajinan hiasan akar kayu dengan berbagai ukuran dijualnya dengan harga Rp75-100 ribu tergantung ukuran. Beberapa barang kerajinan lain diakuinya akan dibuat sebagai hiasan untuk dipajang di kamar tamu atau di beberapa galeri yang banyak terdapat di tempat wisata di Banten. Ia menyebut meski sederhana, namun permintaan benda seni untuk hiasan di hotel, losmen, atau tempat makan di wilayah Banten cukup tinggi.