RABU, 5 APRIL 2017
LAMPUNG — Potensi benda yang ada di tepi pantai berupa akar kayu, kulit kerang, dan tali bekas kapal kerap dimanfaatkan oleh tangan kreatif, salah satunya oleh Solehan (50), warga Dusun Minangruah, Desa Kelawi, Kecamatan Bakauheni, Lampung Selatan.
![]() |
Solehan dengan akar kayu buatannya. |
Sebagai nelayan, Solehan mengaku, saat selesai melaut ia kerap melihat beberapa jenis bekas kulit kerang indah yang bisa digunakan sebagai bahan asbak atau hiasan meja. Selain itu beberapa jenis akar kayu setigi, kayu bakau pun memiliki bentuk yang unik sebagai hiasan. Dipadu dengan kecintaannya akan seni dan menambah penghasilan di sela-sela melaut sebagai nelayan, sejak tiga tahun terakhir Solehan mengaku menggeluti kerajinan akar kayu dan menjualnya ke wilayah Provinsi Banten.
Solehan mengaku, dukungan untuk menjual suvenir, hiasan dari barang tak terpakai yang mudah diperoleh di sekitar pantai tersebut, berawal dari sang anak laki-lakinya yang sekolah di sekolah perhotelan dan mulai bekerja. Ia mengaku, meski sederhana namun barang-barang bekas yang diolah dan dimodifikasi dengan perspektif seni akan memiliki nilai jual yang tinggi. Ide dan keinginan sang anak untuk memberi tambahan lapangan pekerjaan bagi sang ayah pun bak gayung bersambut, karena selain mudah memperoleh bahan baku, keahlian memanfaatkan barang bekas tersebut belum banyak dilirik nelayan selain dirinya.
“Awalnya, anak saya membawa contoh akar kayu hias dengan menyampaikan harga per unit bisa mencapai seratus ribu. Sementara dari bahan yang sama saya bisa membuatnya lebih bagus dan saya bisa menjualnya dengan harga murah. Anak saya merespon dan karena bekerja di dekat kawasan wisata di sebuah hotel ia sering memasarkannya di Banten,” ungkap Solehan, warga Dusun Minangruah, Desa Kelawi, saat dikonfirmasi Cendana News, Rabu (5/4/2017).