Meski merupakan salah-satu olahraga sekaligus tradisi budaya asli Jawa, kegiatan jemparingan mataraman ternyata tak hanya diminati kalangan dari orang Jawa saja. Tak sedikit orang luar Jawa yang tertarik menekuni olahraga jemparingan mataraman ini. Salah-satunya seperti ditunjukkan seorang warga asal Negara Spanyol, Miguel.
![]() |
| Taufiq Qoirudin |
Mengajak 2 orang anaknya, bule asal Spanyol yang sudah tinggal 5 tahun di Indonesia ini turut mengikuti ajang lomba Jemparingan Mataraman Paku Alam Cup 2017. Mengenakan busana adat Jawa lengkap dengan blangkon, ia nampak serius membidik dan melemparkan anak panah, agar mengenai sasaran. “Saya baru dua bulan belajar memanah. Sebelumnya sama sekali belum pernah. Sangat sulit untuk bisa mengenai sasaran,” ujarnya, dalam bahasa Indonesia yang terbata-bata.
Miguel mengaku sengaja menpelajari olahraga jemparingan, karena ia memang suka mempelajari budaya tradisi dari berbagai daerah, termasuk Jawa. Lelaki yang tinggal di daerah Dongkelan, Bantul, ini juga tertantang untuk bisa memanah, karena olahraga ini membutuhkan ketenangan pikiran dan konsentrasi yang sangat tinggi. “Dari tadi belum ada yang kena. Sepertinya masih harus banyak berlatih lagi,” ujarnya, sambil tertawa.
Jurnalis: Jatmika H Kusmargana/ Editor: Koko Triarko/ Foto: Jatmika H Kusmargana
