Monumen dan Makam Raden Intan II di Lampung Selatan

Peziarah yang datang dari Pulau Jawa pun tak kesulitan, karena hanya berjarak 75 kilometer dari Bakuheni. Pengunjung dari Pulau Jawa, setelah menyeberang ke Bakauheni Lampung sesampainya di Desa Gayam, sebuah plang besar dengan penunjuk arah ke makam Raden Intan II terpasang jelas, demikian juga dari arah Bandarlampung yang hanya berjarak sekitar 167 kilometer.

“Setiap pengunjung kami persilakan mengisi buku tamu, karena rata-rata datang ke rumah informasi untuk melihat peninggalan barang-barang semasa Raden Intan hidup dan pengunjung bisa mencapai ratusan selama sebulan,” ujar Yusuf.

Salah-satu peserta ziarah dari Banten, Umar (44), mengaku datang bersama rombongan ibu-ibu pengajian yang sengaja datang menggunakan minibus. Ia mengaku hendak mengunjungi beberapa destinasi wisata religi di Lampung, di antaranya Makam Syekh Ahmad Hasanudin di kaki Gunung Rajabasa, Makam Ratu Darah Putih, Makam Al-Habib Ali bin Alwi Al Idrus yang berada di Desa Ketapang.

Sebagai umat muslim, Umar mengaku wisata ziarah dilakukan untuk semakin mendekatkan diri pada Sang Pencipta, dengan banyak belajar dari para pendahulu terutama penyebar agama Islam yang rela meninggalkan kampung halamannya hingga rela meninggal di daerah yang dituju.

“Selain mengenal daerah lain secara spritual, perjalanan wisata ziarah dilakukan untuk mendoakan para pendahulu dan belajar untuk semakin beriman dan belajar sejarah masa lalu,” ungkap Umar.

Setelah mengunjungi beberapa tempat ziarah, di antaranya makam pahlawan, Samsiah mengaku pengelolaan dan perawatan tempat-tempat wisata religi tersebut harus selalu dijaga, sebab peninggalan tersebut merupakan kearifan lokal masyarakat setempat. Selain itu, akses jalan menuju tempat wisata religi tersebut hingga kini masih cukup memprihatinkan, terutama menuju makam Ratu Darah Putih yang masih berupa jalan setapak.

Lihat juga...