SABTU, 18 FEBRUARI 2017
PONOROGO — Puluhan seniman reog ponorogo berkumpul di Jalan Puspowarno, Kecamatan Tambakbayan menggelar pertunjukkan bertemakan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) Harga Mati. Berbagai atribut yang dipakai oleh warok, bujang ganong, jathil, barongan, klono sewandono, maupun dadak merak berwarna merah putih.
![]() |
| Pertunjukkan reog NKRI Harga Mati oleh seniman Ponorogo |
Pertunjukkan reog ini berbeda dari biasanya. Sebelum memulai pertunjukkan para tokoh melakukan kegiatan baris–berbaris sambil membawa bendera Merah Putih dan Garuda Pancasila. Salah satu tokoh ditunjuk membacakan butir–butir Pancasila. Sesampainya di lahan yang digunakan untuk pertunjukkan, ritual sebelum pertunjukkan dengan membakar kemenyan dimulai sambil mengitari dadak merak.
Penyelenggara, Hari Purnomo sekaligus pemilik salah satu sanggar reog mengatakan, kegiatan ini untuk menunjukkan rasa keprihatinan para seniman terhadap toleransi yang mulai pudar.
“Kami ingin mengajak para seniman lain untuk ikut andil dalam menjaga persatuan dan kesatuan Republik Indonesia melalui kesenian, salah satunya melalui pertunjukkan reog ini,” jelasnya saat ditemui Cendana News di lokasi, Sabtu (18/2/2017).
Musik yang digunakan saat mengiringi pertunjukkan reog biasanya karawitan, diganti dengan lagu – lagu perjuangan. Masyarakat sekitar pun langsung berkumpul dan melihat pertunjukkan reog unik ini.
“Kami berharap persatuan dan kesatuan dari segala suku yang ada di Indonesia tidak terpecah belah, kita harus satu Merah Putih, satu Pancasila dan satu Indonesia,” tegasnya.
Hadi menambahkan pihaknya juga ingin mengajak warga yang melihat serta para tokoh dalam pertunjukkan reog bisa mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari–hari. Jati diri sebagai warga Indonesia tidak boleh luntur sedikit pun.