Gebyak Rampak Barong dan Bantengan Kembali Diangkat Sebagai Rrefleksi Sejarah Prasasti Dinoyo

MINGGU, 26 FEBRUARI 2017

MALANG — Sebuah pertunjukan seni dan budaya bertajuk ‘Gebyak Rampak Barong dan Bantengan Singo Menggolo’ kembali dihelat sebagai upaya pelestarian budaya leluhur bangsa Indonesia. Pertunjukkan yang dihelat di jalan MT.Haryono gang 8, kelurahan Dinoyo, kota Malang tersebut menghadirkan grup rampak barong dari Predator crew dan Jombang crew.

Aksi Gebyak Rampak Barong dan Bantengan

Mbah Priyo selaku budayawan menjelaskan bahwa pertunjukkan semacam ini sudah pernah diadakan pada ratusan tahun yang lalu di daerah Dinoyo.

“Jadi pertunjukkan ini sebagai refleksi sejarah prasasti Dinoyo yang ke dua kalinya sejak tahun 925 ketika di daerah Dinoyo saat itu diadakan Manusuk Sima. Dan salah satu prosesi manusuk sima adalah tapek atau tapuk yang dilakukan masyarakat untuk menari dengan tarian yang menggunakan topeng,” jelasnya kepada Cendana News, Minggu (26/2/217).

Oleh sebab itu di daerah Dinoyo inilah akan ditumbuhkan suatu kegiatan budaya sebagai wujud pelestarian budaya untuk meluruskan budaya yang sudah ada.

Disebutkan, dalam pertunjukkan tersebut terdapat beberapa orang yang berperan sebagai binatang dengan menggunakan kostum dan ada pula yang berperan sebagai pembawa cemeti atau pecut.

Menurut Mbah Priyo, pembawa cemeti disini adalah sebagai perwujudan pasukan cemeti yang pada zaman dulu yang dipakai untuk menakhlukkan para barong-barong. Hal itulah yang ingin diwujudkan dalam suatu prosesi yang namanya rampak barong dan rampak cemeti.

“Sekali lagi perlu diluruskan bahwa pertunjukkan semacam ini tidak berhubungan dengan klenik maupun setan, tetapi merupakan kekayaan leluhur yang dikemas dalam sebuah pertunjukkan,” ujarnya.

Lihat juga...