SELASA, 17 JANUARI 2017
YOGYAKARTA — Usaha dan perjuangan ibu-ibu rumah tangga anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) Gemah-Ripah di Kampung Bausasran, Danurejan, Yogyakarta, dalam memberdayakan masyarakat di sekitar lingkungan mereka, memang patut diacungi jempol. Tak hanya mampu menghijaukan lingkungan kampung dengan gerakan menanam pohon di pekarangan rumah, mereka juga mampu mendorong warga memiliki penghasilan tambahan dari sejumlah hasil usaha seperti pembuatan bibit sayuran organik maupun usaha pengolahan produk makanan.
![]() |
Aktivitas ibu-ibu di lahan kosong tengah kampung. |
Mulai didirikan sejak 2008 silam, Kelompok Wanita Tani Gemah-Ripah, awalnya hanya dianggotai belasan orang ibu rumah tangga yang memiliki hobi menanam dan memasak. Mereka kemudian tergerak untuk memberdayakan masyarakat sekitar dengan cara menularkan hobi mereka. Memanfaatkan lahan sempit yang ada, mereka pun mulai merangkul warga untuk menanam sayuran maupun tanaman obat keluarga di setiap pekarangan rumah. Sejumlah kolam ikan kecil juga dibuat di sejumlah pekarangan yang tak terpakai.
Berkat kekompakan dan kebersamaan yang terbangun selama bertahun-tahun, kini mereka pun mampu menggandeng dan memberdayakan hampir semua warga khususnya ibu-ibu di kampung Bausasran. Jumlah anggota Kelompok Wanita Tani mereka meningkat hingga dua kali lipat. Sejak tahun 2013 mereka bahkan telah memiliki lahan khusus di tengah kampung yang dimanfaatkan bersama sebagai kebun sayuran organik dan budidaya ikan.
Di lahan seluas kurang lebih 300 meter persegi di tengah kampung inilah mereka menanam berbagai macam sayuran mulai dari sawi, selada, kangkung, seledri, loncang, tomat, terong dan aneka jenis sayuran lainnya. Mereka juga menanam tanaman obat keluarga seperti lavender, binahong, sirih, jahe merah, lengkuas dan sebagainya. Beberapa kolam ikan konsumsi berukuran kecil juga tampak terdapat di lahan ini. Termasuk juga pengolahan limbah organik sederhana dari sampah yang diubah menjadi pupuk kompos padat dan cair.