YOGYAKARTA — Siang itu, Selasa (24/01/2017) sekitar pukul 11.30 WIB, cuaca Jalan Sultan Agung Yogyakarta terasa begitu terik. Tepat di sebuah lampu merah perempatan jalan, seorang bocah berusia 9 tahun tampak begitu bersemangat menghampiri setiap pengemudi yang tengah berhenti. Tubuhnya yang kecil, seolah timbul-tenggelam di antara ratusan kendaraan bermotor yang lalu-lalang sepanjang siang.
![]() |
Bujang sedang menjual koran. |
Bocah itu biasa disapa Bujang. Setiap hari, sepulang sekolah, ia selalu berada di sekitar lampu merah perempatan jalan itu, untuk berjualan koran. Bocah yang bernama lengkap Hamengku Rahwa Harlal Bedung ini, tercatat sebagai siswa kelas 3 SD Negeri Margoyasan Yogyakarta. Saat teman-teman sebayanya bisa beristirahat di rumah, Bujang harus berpanas-panasan di jalan raya.
“Sudah setahun terakhir ini Bujang berjualan koran. Itu kemauan dia sendiri,” ujar Ratmi (59), nenek Bujang yang berjualan makanan tepat di sebelah lampu merah perempatan jalan itu.
Ratmi menuturkan, Bujang merupakan anak ke 3 dari 4 bersaudara. Ibu dan bapaknya telah lama berpisah ranjang. Ibunya bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Yogya. Sementara bapaknya yang berprofesi sebagai sopir bus berada di luar Jawa dan belum pulang sejak beberapa tahun silam. Sejak kecil Bujang dirawat dan dibesarkan oleh Ratmi yang tinggal di sebuah rumah sempit sekitar 50 meter dari perempatan itu.
“Awalnya, dulu saya yang jualan koran. Lalu Bujang berinisiatif membantu menjualkan. Bujang itu memang beda dengan kakak-kakak maupun adiknya. Dia itu pengertian. Meski masih kecil tapi pikirannya sudah seperti orang dewasa,” ujarnya.