Berawal dari Iseng, Seorang Ibu di Bandung Sukses Berbisnis Bola-bola Susu

MINGGU, 18 DESEMBER 2016

BANDUNG — Maraknya jajanan dengan bahan baku yang tidak laik dikonsumsi anak, tentu saja membuat para orangtua was-was. Atas dasar itu, seorang Ibu asal Kabupaten Bandung, Susan Rahayu (31), merasa perlu membuat kudapan sendiri yang sehat, bernama bola-bola susu.
Bola-bola susu buatan Susan Rahayu.
Semula, kudapan ini hanya dibuat untuk bekal sang anak yang memang masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD).  “Saat anak pertama saya, Shafa Aisyah Guevarani, iseng membawa dan menjualnya di sekolahnya, ternyata responnya bagus dan mereka ketagihan,” kata Susan.
Bola susu ini bentuknya seperti bola dengan ukuran biji kelereng. Terbuat dari susu kental manis dan juga susu bubuk berkualitas. Dia mengaku ide awalnya dari website yang kemudian dimodifikasi dengan beberapa aroma seperti pandan, strawberry, vanila dan anggur.
“Bisnis ini baru berjalan 3 bulan ini. Alhamdulillah, sudah mulai berkembang dengan beberapa reseller di beberapa kota seperti Jakarta, Tangerang, Depok, Bandung dan sekitarnya,” tuturnya.
Soal bahan baku, jelas saja dia ogah menggunakan yang mutunya rendah. Bagaimanapun, kesehatan anak menjadi pertaruhan andai mengkonsumsi makanan tidak sehat dan tidak higenis. Susan memakai susu berkualitas tinggi yang bukan susu curah atau susu kiloan. Juga tidak menggunakan bahan pengawet.
Shafa Aisyah Guevaran, menjual kudapan bola-bola susu di sekolahnya.
“Kita hanya mempertahankan bola susu ini dari bahan-bahan berkualitas. Membuat rasanya tidak eneg dan aman dikonsumsi anak-anak maupun dewasa,” kata Susan.
Memang, di pasaran pun banyak kudapan sejenis dengan banderol lebih murah. Namun, soal kualitas produk garapan Susan berani diadu. Tak hanya sekadar berjualan lantas mendapat keuntungan, namun ada misi untuk mengedukasi konsumen tentang makanan yang sehat untuk anak-anak. 
“Semangatnya ingin memberikan pilihan makanan atau cemilan sehat untuk anak-anak dan mengedukasi orangtuanya untuk memilihkan makanan dan cemilan sehat,” katanya.
Karena belum merekrut pegawai, Susan baru bisa memproduksi 20 hingga 30 toples Anak Maniez per minggu, dengan harga jual per toples Rp. 25 Ribu, isi 45 butir. Harga untuk reseler bisa lebih murah lagi. 
Sementara itu, Shafa, putri pertama Susan mengaku termotivasi oleh orangtuanya yang terbiasa sejak lama berjualan. Karena itu, dia ikut memasarkan bola-bola susu produksi orang tuanya. “Awalnya bawa 5 bungkus, ternyata temen-temen banyak yang suka. Besoknya saya akhirnya bawa lebih banyak lagi,” ujar Shafa, yang kini masih duduk di banku Kelas II Sekolah Dasar.

Jurnalis : Rianto Nudiansyah / Editor : Koko Triarko / Foto : Rianto Nudiansyah

Lihat juga...