Kepala Desa Bakauheni Pimpin Bersih Pantai Tanjung Tua Bersama Komunitas Trabak

MINGGU, 20 NOVEMBER 2016

LAMPUNG — Upaya pemerintah Desa Bakauheni mempercantik destinasi wisata Tanjung Tua di ujung Selatan Pulau Sumatera terus dilakukan dengan melakukan perbaikan infrastruktur jalan, gubuk, tempat duduk serta berbagai fasilitas lain. 
Kepala Desa Bakauheni, Sahroni menegaskan potensi wisata Tanjung Tua merupakan spot wisata yang mulai booming dikunjungi para wisatawan lokal dan luar Lampung seiring dengan media sosial dan jejaring sosial yang ikut berperan mengenalkan Tanjung Tua di dunia maya.
Upaya Desa Bakauheni selain menambah fasilitas pendukung dilakukan juga dengan membersihkan perairan dan area sekitar pantai Tanjung Tua bersama beberapa komunitas pecinta alam, komunitas jalan jalan dan terakhir Sahroni mengaku bersama Komunitas Trail Adventure Bakauheni (Trabak) menggelar kegiatan bersih pantai. Aktifitas bersih pantai dilakukan untuk mengumpulkan sampah berbagai jenis di wilayah perairan tersebut berupa sampah organik berupa daun, sampah non organik berupa plastik dan sampah lainnya.
“Pembersihan pantai dilakukan dengan membawa karung dan membersihkan sampah yang terbawa arus dan sebagian menumpuk di pinggir pantai serta membuat suasana lebih bersih,”ungkap Kepala Desa Bakauheni Sahroni saat ditemui Cendana News di Pantai Tanjung Tua, Minggu(20/11/2016)
Beberapa jam setelah bersih bersih pantai dilakukan oleh puluhan anggota Trabak berhasil mengumpulkan sekitar empat ton sampah terdiri dari sampah kayu, plastik dan berbagai jenis sampah lain yang selanjutnya langsung dibakar di tempat yang telah disediakan. Selain itu sampah sampah berupa kayu berukuran sekitar 4-5 meter dipinggirkan di tepi pantai dipergunakan untuk tempat duduk bagi pengunjung yang berada di sekitar pohon Waru dan pohon Pandan laut di tempat tersebut.
Pembersihan pantai selain dilakukan berbagai komunitas juga dilakukan oleh pengelola pantai Tanjungtua setiap hari. Banyaknya sampah yang ada di perairan teluk tersebut bahkan berhasil mengumpulkan ribuan jenis sandal,sepatu yang mengapung di tepi pantai yang selanjutnya dikumpulkan oleh pengelola. Sampah sandal dan sepatu tersebut bahkan dibentuk menjadi simbol hati yang melambangkan cinta sekaligus spot foto bagi anak muda.
Sampah tersebut merupakan kiriman dari perairan wilayah pesisir laut dan juga berasal dari sungai sungai yang berasal dari sekitar Lampung Selatan. Pembersihan yang dilakukan oleh warga sekitar menurut Sahroni tetap terus bertambah seiring dengan musim hujan yang terjadi akhir akhir ini.
Sahroni juga mengajak komunitas peduli lingkungan ikut menjaga Tanjung Tua dengan tidak membuang sampah sembarangan dan tidak melakukan akso corat coret. Fasilitas untuk menuangkan gagasan bahkan telah disiapkan dengan batu khusus yang diberi nama batu ,”curahan hati” yang digunakan untuk mencurahkan berbagai ungkapan hati. Selain itu beberapa rumah pohon juga disediakan untuk pengunjung.

Lihat juga...