MINGGU, 17 JULI 2016
SUMENEP — Keberadaan pengunjung wisata dari mancanegara ke Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, rupanya dari tahun ke tahun semakin menurun. Salah satunya di objek wisata Pantai Slopeng, Kecamatan Dasuk, dimana saat ini pengunjung dari luar negeri yang datang terlihat sepi, bahkan dibandingkan dengan zaman terdahulu yang mana tempat wisata tersebut menjadi primadona wisatawan asing.
Suasana wisatawan lokal yang berkunjung ke objek wisata Pantai Slopeng.
|
Pada zaman terdahulu, objek wisata pantai yang terkenal dengan keindahan gunung pasir putih seringkali dikunjungi wisatawan mancanegara. Bahkan dalam setiap minggu warga luar negeri yang datang selalu terlihat, namun beberapa tahun lalu kondisinya sudah mulai berbeda, bahkan hampir tidak terlihat satu pun pengunjung dari mancanegara yang datang.
“Kalau dulu waktu saya masih kecil hampir setiap hari wisatawan dari luar negeri ada yang datang ke objek wisata pantai ini. Mereka menikmati keindahan pasir putih dan bermain selancar di laut, tetapi beberapa tahun terakhir sudah mulai sepi, bahkan nyaris tidak terlihat satupun yang datang ke tempat ini,” kata Zaini Kalsum, salah seorang Tokoh Pemuda di Kecamatan Dasuk, Kabupaten Sumenep, Minggu (17/7/2016).
Disebutkan, bahwa sepinya pengunjung dari wisatawan mancanegara sudah menunjukkan objek wisata yang ada tidak lagi diminati, sehingga nilai tawar dari tempat wisata tersebut tidak lagi mampu menarik daya minat wisatawan asing untuk datang ke tempat ini. Sehingga pemerintah harus peka melihat realita minimnya pengunjung dari mancanegara, bagaimana nanti objek wisata ini kembali diminati seperti zaman terdahulu.
“Sekarang meski liburan lebaran di tempat wisata ini tidak terlihat ada warga asing yang menikmati liburan, jadi jika dibandingkan dengan waktu kami masih anak-anak sangat jauh. Karena ramai wisatawan asing yang datang untuk menikmati keindahan pantai,” jelasnya.
Melihat dari sisi keindahan objek wisata yang ada di daerah ini tidak jauh beda dengan objek yang ada di daerah maju, namun kemungkinan pengelolaannya berbeda, sehingga keberadaan wisata tidak lagi mampu menarik daya minat wisatawan dari mancanegara. (M. Fahrul)