SENIN, 13 JUNI 2016
YOGYAKARTA — Bulan Ramadhan Bulan Ibadah. Demikianlah spirit Bulan Puasa yang dirasakan umat muslim di banyak daerah. Apalagi, di sebuah daerah yang masih memiliki masjid bersejarah seperti Masjid Gedhe Mataram Kotagedhe, Bantul. Masjid tersebut merupakan masjid tertua yang dibangun di zaman Raja Agung Mataram Yogyakarta, Panembahan Senopati pada tahun 1589 Masehi.

Menjalankan ibadah solat dan buka puasa bersama di sebuah masjid bersejarah, menjadi sensasi tersendiri bagi umat Islam di Jawa. Selain lebih menumbuhkan rasa semangat, masyarakat Jawa pada umumnya juga lebih puas secara spiritual. Karena itu, pada momentum Ramadhan ini, banyak warga daerah lain sengaja datang ke masjid tersebut untuk berbuka puasa dan solat maghrib berjamaah.
Seperti halnya di tempat lain, Masjid Gedhe Mataram Kotagedhe juga mengadakan acara khusus di Bulan Ramadhan. Takmir Masjid Bagian Pendidikan dan Peribadatan, Pujo Sarjono, ditemui Senin (13/6/2016) mengatakan, di Bulan Puasa ini banyak acara amal digelar di masjid tua peninggalan zaman Mataram itu. Selain kegiatan yang sudah umum seperti takjilan atau buka puasa bersama, solat tarwih, solat tengah malam dan kuliah subuh, Masjid Gedhe Mataram Kotagede juga menggelar acara amal lainnya.
Bahkan, lanjut Pujo, kegiatan sosial berupa pembagian beras sebanyak 3 Kilogram untuk warga sekitar masjid dilakukan setiap tiga bulan sekali. Sedangkan, sumber pendanaannya berasal dari uang infak jemaah masjid.
“Juga ada pemeriksaan kesehatan gratis di komplek masjid”, ungkapnya.
Masjid Gedhe Mataram Kotagedhe, menurut Pujo, hingga kini masih dipertahankan keaslian bentuk dan fungsinya sebagai masjid. Namun demikian, fungsi masjid sebagaimana di zaman Nabi yang disebutkan ada lima fungsi, kini tak semuanya yang masih dijalankan. Pasalnya, kata Pujo, lima fungsi masjid di zaman Nabi itu adalah sebagai tempat solat berjamaah dan Jumatan, sebagai kantor pusat pemerintahan, sebagai markas pertahanan atau tentara, sebagai tempat pengajian, belajar dan mengajar serta sebagai tempat lembaga pemersatu umat untuk ukuwah Islamiyah.
“Tentu sekarang tidak mungkin masjid difungsikan sebagai markas tentara dan pusat pemerintahan”, kata Pujo.

Sementara itu, dalam tausyiahnya menjelang buka puasa di Masjid Gedhe Mataram Kotagedhe, Pujo menjelaskan perihal upaya memakmurkan masjid dengan menerangkan Surat At Taubah ke-9 Ayat 17-18. Pujo menegaskan, jika dua ayat itu menjelaskan, bahwa hanya orang-orang yang beriman kepada Alloh dan Hari Kemudian serta tetap mendirikan solat, menunaikan zakat, dan tidak takut pada siapa pun kecuali Allah SWT, yang pantas memakmurkan masjid. Hal demikian, kata Pujo, dijelaskan pada Ayat 18.
Sedangkan, Ayat 17 menerangkan, jika tidaklah pantas orang-orang musyrik itu memakmurkan masjid, sedang mereka mengakui bahwa mereka sendiri itu musyrik. Itulah orang-orang yang sia-sia pekerjaannya. Dan, mereka kekal di dalam neraka.
[Koko Triarko]