Nasi Timbel Diyakini Sebagai Bekal Pejuang dan Petani Zaman Dulu


MINGGU, 22 MEI 2016

BANDUNG—Nasi timbel merupakan nasi atau dalam istilah Sunda disebut sangu yang dibungkus dengan daun pisang. Makanan ini adalah salah satu icon kuliner khas masyarakat Jawa Barat (Jabar).


Kendati komposisinya cukup sederhana, namun pamor nasi timbel boleh dibilang cukup besar. Seiring dengan banyaknya penjual yang yang menjajakan makanan ini.  
Memang tak hanya dijajakan di kaki lima, dewasa ini nasi timbel tersedia di berbagai restoran dan hotel berbintang. Lantas bagaimana awal mula terciptanya nasi timbel? 
Ada yang meyakini timbel adalah makanan bekal para pejuang di arena pertempuran. Namun versi lain menyebut timbel sebagai makan siang para petani. Jika dilihat cara penyajiannya, nasi timbel memang dikhususkan sebagai makanan bekal ketika berpergian. Karena sebagai pembungkus, daun pisang mengandung zat lilin yang diyakini membuat nasi lebih awet. Fungsi lainnya, yaitu akan mengeluarkan aroma yang khas pada nasi.
“Kalau yang saya tahu nasi timbel ini makanan petani saat makan siang. Karena porsinya cukup besar dan juga dibungkus daun (pisang) supaya tidak kotor selama di ladang atau sawah,” ujar Jojon (39), penjual nasi timbel di Jalan Bawean Kota Bandung, kepada Cendananews, Minggu (22/5/2016).
Jojon merupakan generasi kedua yang mengelola nasi timbel Bawean ini. Pada tahun 1985 lalu, ayahnya yakni mendiang Oyo Suharyo memulai usaha nasi timbel di roda pinggir jalan. 
“Dari dulu memang tidak ada yang beda, timbel yang kita jual dan lauk pauknya sama. Jenis berasnya juga sama. Bahkan rodanya juga masih pakai yang sama,” katanya seraya menyebut beras yang pas untuk timbel adalah jenis Bagolo.
Menurutnya, nasi timbel ini tak berbeda jauh dengan makanan cepat saji yang kini marak ditemukan, termasuk di pusat perbelanjaan. Mengingat cara penyajiannya yang simpel.
Kendati begitu, soal gizi nasi timbel boleh diadu dengan makanan cepat saji manapun. Sebab nasi timbel biasa disantap dengan lauk pauk seperti goreng, bakar atau pepes ayam, ikan mas, tahu goreng, tempe goreng, ikan asin dan sambal. Ada pula yang menambahkan Gepuk, ati dan telur ayam. Lalapan, terdiri dari timun, daun kol dan kemangi akan membuat makanan ini semakin nikmat ketika dikudap.
“Untuk nasi timbel komplit saya menjual Rp.20.000. Yang belinya juga bukan hanya orang tua, banyak anak-anak SMA bahkan SMP yang ke sini,” ucapnya.
Ia sampaikan, nasi timbel bisa kuat didiamkan  di tempat terbuka selama 24 jam. Hanya saja Jojon menyarankan apabila dibuat pada pagi hari dan akan dikudap malam hari lebih baik dipanaskan dengan cara dikukus.
“Yang beli kan bukan hanya dari Bandung saja, ada dari Jakarta dan Surabaya yang langganan beli ke sini apalagi di akhir pekan,” ulasnya.

Berikut Bahan yang diperlukan membuat nasi timbel:
-1 liter beras (cuci bersih)
-1 liter air 
-Daun pisang secukupnya (untuk membungkus)
Cara membuatnya:
-Pertama rebus air sampai mendidih dan selanjutnya masukan beras hingga air kembali mendidih,  sambip diaduk perlahan. 
-Kukus dalam panci yang sebelumnya dipanaskan terlebih dahulu sekitar 30 hingga 35 menit. 
-Siapkan daun pisang dan bungkus nasi yang sudah masak seperti bentuk lontong namun agak besar.  Tekan-tekan hingga padat kemudian kukus agar hangat.
-Agar tampak cantik, selanjutnya nasi timbel tinggal disusun dalam piring beserta lauk pauk yang      diinginkan. (Rianto Nudiansyah)
Lihat juga...