Mengenal Lebih Dekat ‘Tanah Tanpa Raja di Wilayah Barat’ Anjungan TMII

KAMIS, 24 MARET 2016
Jurnalis : Miechell Koagouw / Editor : Fadhlan Armey /  Sumber Foto: Miechell Koagouw

TMII JAKARTA — ‘Tanah Papua tanah yang kaya, Surga kecil jatuh ke bumi’ kira-kira begitulah petikan syair lagu menggetarkan hati berjudul ‘Aku Papua’ yang dibawakan penyanyi kawakan Indonesia asal Sorong, Papua barat, Edo Kondologit. Pada tahun 2003, provinsi papua terbagi dua berdasarkan proses pemekaran menjadi Papua timur dengan Jayapura sebagai Ibukota Provinsi dan Papua barat dengan Manokwari sebagai Ibukota Provinsi.
?Bangunan utama Anjungan Provinsi Papua Barat TMII mengambil bentuk Replika Rumah Adat Kaki Seribu khas Papua Barat yang dikemas dengan sentuhan modern

Nama Papua itu sendiri berasal dari Bahasa daerah Tidore Papaua yang artinya ‘tidak bersatu’ yang maksudnya adalah tanah papua tidak diperintah oleh seorang Raja. Sedangkan dalam bahasa melayu berarti ‘rambut keriting’, sesuai dengan penduduk asli pulau ini yang berambut keriting baik pria maupun wanitanya. Kalau begitu mengacu pada sejarah zaman dahulu melalui bahasa daerah Tidore, bisa diartikan Papua barat adalah ‘tanah tanpa raja di wilayah barat’. 

Anjungan Papua barat Taman Mini Indonesia Indah (TMII) diresmikan oleh Gubernur Papua barat, Abraham O.Atururi pada tanggal 23 April 2012. Sebagai wahana pelestarian budaya sekaligus pusat informasi pariwisata, anjungan Papua barat TMII menyimpan beragam replika maupun barang asli yang mewakili eksotisme kebudayaan berupa busana adat tradisional, dokumentasi dan diorama tari-tarian, senjata tradisional, hingga miniatur rumah adat tradisional suku-suku yang berdiam di Papua barat. Secara keseluruhan, Suku Papua satu rumpun dengan penduduk asli benua Australia, yakni Suku Aborigin. Berikut daftar suku-suku asli yang menetap di sana : Suku Arfak, Suku Doreri, Suku Kuri, Suku Simuri, Suku Irarutu, Suku Sebyar, Suku Moscona, Suku Mairasi, Suku Kambouw, Suku Onim, Suku Sekar, Suku Maibrat, Suku Tehit, Suku Imeko, Suku Moi, Suku Tipin, Suku Maya, Suku Biak, Suku Anggi, Suku Arguni, Suku Asmat, Suku Awiu, Suku Batanta, Suku Biak, Suku Bintuni, Suku Dani, Suku Demta, Suku Genyem, Suku Guai, Suku Hattam, Suku Jakui, Suku Kapauku, Suku Kiman, Suku Mairasi, Suku Manikion, Suku Mapia, Suku Marindeanim, Suku Mimika, Suku Moni, Suku Muyu, Suku Numfor, Suku Salawati, Suku Uhundun, dan Suku Waigeo, dengan 263 bahasa asli yang merupakan pecahan antara 5 bahasa kelompok Austronesia dengan 210 bahasa kelompok non Austronesia.
Rumah adat kaki seribu merupakan replika rumah adat Papua Barat yang menjadi bangunan utama dalam anjungan di TMII ini. Rumah adat bercorak budaya Manokwari yang dikemas dalam bentuk modern ini merupakan pengembangan dari rumah adat tradisional asli suku Arfak yang berdiam di Papua Barat. Serta merupakan rumah panggung menggunakan banyak tiang kokoh sebagai penopang.
Berikut beberapa benda budaya menarik yang dipamerkan di dalam rumah adat kaki seribu khas Papua Barat yang berhasil dihimpun tim liputan khusus cendananews :
1. Bulu Cenderawasih, hiasan tradisional yang digunakan para penari untuk acara meminang wanita, pembayaran mas kawin, serta penyambutan tamu.
2. Sisir bambu (huwer), merupakan sisir yang terbuat dari pohon bambu untuk digunakan sebagai penancap rambut saat menari.
3. Tifa kecil (tumor), alat musik tradisional yang dibuat dari bahan kayu yang mudah di pahat. Proses pembuatannya dipotong sesuai ukuran tifa, kemudian direndam beberapa hari lalu dijemur selama beberapa bulan dengan tujuan perendaman itu sendiri adalah untuk menghilangkan serat serta bau kayu secara alamiah untuk mempermudah proses pemahatan.
4. Pemantik Api milik Suku Moi yang terbuat dari bahan bambu tui, pecahan porselin, dan serbuk nibong (pinang hitam).
5. Kain Timor, kain asli Papua barat yang digunakan sebagai mas kawin dan denda adat.
6. Miniatur Rumah adat suku Moi Papua Barat yang disebut ‘Kambik’.
7. Miniatur rumah pertemuan (patete), yang digunakan sebagai tempat pertemuan para tetua adat. Rumah ini aslinya terbuat dari kayu untuk lantai rumah, gaba-gaba sebagai dinding, serta daun sagu sebagai atapnya.
8. Rumah adat bernama Wirituare, tempat tinggal bagi tetua adat.
9. Parang (Homdi), yang dahulu kala digunakan untuk berperang namun sekarang lebih banyak dipergunakan sebagai tarian cakalele oleh masyarakat setempat.
10. Tombak, terbuat dari bahan besi yang dipanaskan untuk kemudian dipergunakan sebagai senjata dalam berperang.
11. Noken/Dari (di sebut juga ‘kabari’), merupakan tas tradisional dari Papua barat dan Papua timur sekaligus, namun di Papua barat lebih banyak menampilkan ragam varian noken yang terdiri dari dua macam yakni noken kecil dan besar. Noken kecil dan sedang biasa disebut ‘Kabari Propror’ terbuat dari kulit kayu dan daun pandan dengan bentuk lilitan kecil-kecil, kemudian dianyam setelah sebelumnya direndam terlebih dahulu. Proses pembuatan noken dari kulit kayu dengan cara dikupas kemudian direndam beberapa hari bertujuan agar serat alamiahnya terlepas sehingga kulit kayu menjadi lembek untuk memudahkan dalam pelilitan serta penganyaman. Kegunaan noken kecil adalah sebagai penghias pengantin dan sebagai tempat menaruh mas kawin atau uang. Noken sudah diakui salah satu badan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bernama UNESCO sebagai sebuah Warisan Kebudayaan Dunia asal Indonesia.
??Noken, tas tradisional khas Masyarakat Papua yang diakui Badan Dunia UNESCO sebagai Warisan Kebudayaan Dunia dari Indonesia
Provinsi Papua barat secara keseluruhan terdiri dari 1 Kota, 12 Kabupaten, 218 Distrik, 534 Kelurahan, dan 1.305 desa. Masing-masing kabupaten dan kota memiliki potensi pariwisata dan kekayaan alamnya masing-masing. Semua informasi wisata bisa didapatkan pengunjung di dalam anjungan Papua barat, diantaranya adalah :
1. Kabupaten Manokwari sebagai Ibukota Provinsi, menyimpan berbagai potensi yang dapat dikembangkan dan dijadikan sebagai aset investasi daerah. Potensi tersebut meliputi potensi pariwisata seperti Pantai Abasi untuk berselancar, Gunung Botak di Manokwari selatan, Danau Anggi pegunungan Arfak, Pantai Pasir Putih, Ekowisata Telaga Wasti, kearifan dunia pertanian distrik Minyambau, dan potensi bisnis juga  mengalami perkembangan yang signifikan dengan adanya pelabuhan, bandar udara Rendani serta Pembangunan Pabrik Semen di Kabupaten Manokwari. Manokwari juga di sebut Kota Injil karena disinilah awal pertama kali Agama Kristiani masuk yang ditandai dengan Tugu Salib dan Tugu Yesus Kristus di Mansinam. Manokwari juga dikenal dengan Pasar tradisional Sanggeng, yaitu Pasar ikan, sayuran, serta buah-buahan terbesar di Manokwari.
2.  Kabupaten Pegunungan Arfak, merupakan kabupaten pemekaran dari Kabupaten Manokwari. Karena lokasinya yang berada di sepanjang pegunungan, selain memiliki kandungan bahan galian batu Granit, wisata flora dan fauna juga menjadi unggulan potensi wisata, contohnya Wisata alam burung cendrawasih (Parotia Aefak). Disini para wisatawan dapat langsung melihat kehidupan liar berbagai jenis burung cendrawasih. Wisata alam lainnya yang sangat terkenal adalah keunikan Danau Anggi.
3. Kabupaten Manokwari Selatan dengan Ibukota Kabupaten sebuah kota kecil bernama Ransiki. Resmi dimekarkan pada tanggal 25 Oktober 2012, memiliki potensi Sumber Daya Alam (SDA) yang cukup besar di bidang Galian Tambang Batu bara dan Batu Marmer. Selain itu, Kabupaten manokwari selatan memiliki panorama alam yang sangat luar biasa untuk dikunjungi wisatawan, salah satunya adalah kawasan pegunungan Botak. Selain memiliki pemandangan yang indah, kawasan ini memiliki keanekaragaman hayati yang cukup unik seperti berbagai jenis tanaman Kantong Semar (nephentes). Hal inilah yang menyebabkan kawasan ini juga dijadikan sebagai Pusat Studi Penelitian di bidang Botani.
4. Kabupaten Sorong, dimana sektor yang dapat dijadikan sebagai obyek wisata sebagian besar adalah obyek wisata alam, baik di kawasan hutan dan pegunungan maupun di kawasan tepi pantaiyang sering dijadikan sebagai tempat perkembang biakan Penyu Belimbing (hewan laut khas Papua). Salah satu Pantai yang terkenal disana adalah Pantai Jamusba beserta Panoramanya yang tak terlupakan. 
5. Kota Sorong, dengan obyek wisata andalannya yakni Pulau Um, sebuah pulau yang terletak di Kota Sorong ini terdapat ribuan kelelawar yang bergelantungan di pohon. Namun fenomena alam yang menjadi daya tarik Pulau Um adalah ketika sore hari saat kelelawar keluar mencari makan, para Burung Camar masuk serta memakai pohon yang sama untuk beristirahat.
6. Kabupaten Sorong Selatan, dengan Potensi tanaman Sagu terbesar di Papua karena berdiri diatas lahan seluas 579.261 hektar yang dapat dikembangkan sebagai bio-etanol. Dari segi potensi wisata alam, Teminabuan sebuah distrik di wilayah Sorong Selatan memiliki tempat wisata bernama Danau Kohoin, Sungai Panta Kapal, serta tempat pemandian Sembra Siribauw yang keberadaannya tidak begitu jauh dari distrik Teminabuan.
7. Kabupaten Teluk Bintuni, sebuah wilayah yang memiliki potensi besar terutama di bidang Tambang seperti : minyak bumi, gas alam, emas, nikel, batu bara, serta tembaga. Sedangkan untuk sektor perikanan yang menjadi komoditi unggulan adalah Udang dan Kepiting Bakau (Kepiting Khas Papua).
8. Kabupaten Tambrauw, memiliki Taman Pesisir sebagai ekowisata (program dicanangkan langsung oleh Gubernur Papua Barat Abraham Atururi) untuk melindungi jalur penelusuran Penyu Belimbing di sepanjang pesisir pantai Jamursba Medi dan Warmon.
9. Kabupaten Kaimana, yang terkenal dengan suasana ‘Senja di Kaimana’ merupakan memiliki potensi wisata unggulan berupa Pantai Pasir Putih (pesisir Kaimana dan pulau-pulau), Pantai Penelusuran Penyu Belimbing (pulau venue), Ekosistim Mangrove dan ekosistim Padang Lamun (tempat ikan duyung mencari makan). Salah satu tempat yang memiliki pemandangan bawah laut yang luar biasa adalah Kawasan Teluk Triton, 40km arah tenggara dari Kota Kaimana. Snorkeling dan Diving merupakan hal yang menarik untuk dilakukan di Kawasan Teluk Triton.
10. Kabupaten Maybrat, yang secara geologi di dominasi batuan karang sehingga sebagian besar wilayah/tanahnya mengandung Fosfat. Potensi ini kemudian dikembangkan oleh FAPERTA UNIPA Manokwari. Obyek wisata yang menarik di Kabupaten Maybrat adalah Danau Ayamaru dan Danau Uter Biru di distrik Aitinyo wilayah Kabupaten Maybrat.
11. Kabupaten Fak Fak, dimana struktur geologi Fakfak yang terdiri dari batuan karang pejal membentuk pantai-pantai berpasir kuarsa putih nan elok. Selain hasil tambang non logam seperti Batu Gamping, Kabupaten Fakfak juga memiliki hasil perkebunan Pala yang akhirnya menjadikannya Sentra Produksi Pala di Papua Barat. Potensi pariwisata Fakfak tidak kalah menarik dari tempat-tempat lainnya, sehingga dapat dijadikan sebagai destinasi wisata yang harus dikunjungi, seperti Air Terjun Kiti-Kiti di Karas, wisata alam ikan dugong, Pelabuhan laut, dan Tapak tangan berdarah di dinding-dinding tebing (tapurarang) di daerah Kokas. Masjid Tua di Kokas-Fakfak juga dapat menjadi tujuan wisata menarik.
12. Kabupaten Teluk Wondama, dengan mengembangkan sektor wisata Bahari adalah salah satu pilihan terbaik pengembangan pariwisata Teluk Wondama dikarenakan di sana terdapat Taman Nasional Teluk Cenderawasih yang terkenal sebagai tempat persinggahan Ikan Hiu Paus (whale shark), ikan Dugong, dan lumba-lumba. Selain itu, ombaknya yang cukup tinggi memungkinkan wisatawan untuk berselancar di sana.
13. Kabupaten Raja Ampat,  adalah salah satu destinasi wisata terbaik dan paling diminati di Indonesia sekarang ini. Keunikannya adalah kepulauan ini terdiri dari lebih 1.846 pulau kecil, pulau karang, dan laut dangkal yang mengelilingi empat Pulau utama Misool, Salawati, Batanta, dan Waigeo. Teluk Mayalibut juga menebar sensasi tersendiri dengan Panorama tebing nan indah. Adanya gugusan pulau-pulau Karts yang indah serta indahnya kekayaan biota laut berupa ikan hias dan terumbu karang menjadikan alam bawah laut Raja Ampat menjadi ‘surga bawah laut’ bagi penggemar snorkeling dan diving. Travelling di puncak Wayag (bagian dari kepulauan Wayag, Raja Ampat) dapat menjadi pilihan lainnya selain menikmati indahnya Burung Cenderawasih Merah khas Papua.
Petualangan di Raja Ampat dapat meliputi : hiking di pegunungan Painemo, mengunjungi desa adat Arborek, memberi makan ikan di Sawinggray, snorkeling di Kri atau Yenbuba, menikmati biota bawah laut teluk Kabui, snorkeling dengan ikan hiu serta ikan-ikan lainnya, dan berfoto di Pasir Timbul.
Untuk jenis unggas atau burung, maka salah satu burung khas Papua barat yang hanya ada di Papua Indonesia adalah Burung Mambruk (Dara Mahkota). Sejenis burung dara namun memiliki jambul atau mahkota dengan bentuk dan warna jambul yang menyerupai bulu-bulu ekor cenderawasih yang berwarna-warni. Populasi burung Mambruk dapat ditemui di Pulau Yapen dan Pulau Biak.
Senjata Tradisional dari Papua barat yang terkenal adalah pisau belati terbuat dari tulang kaki burung Kasuari. Senjata lainnya adalah busur dan panah. Tari daerah Papua barat diantaranya tari perang, tari tifa, tari api, tari selamat datang, dan tari cendrawasih. Provinsi yang dikenal lewat lagu Sajojo, Apuse, dan Yamko rambe yamko ini juga memiliki pakaian adat (pakaian adat serui) yang menarik karena para lelakinya memakai hiasan kepala dari bulu burung, ditambah seutas kalung dari tulang hewan, gigi dan kerang. Kaum perempuannya memakai baju rumbai-rumbai dari dada sampai ke lutut serta kalung dari tulang-tulang hewan dan kerang. Selain Tifa, alat musik tradisional Papua barat yang sering dimainkan masyarakat asli Papua barat adalah Atowo dan Fu.
?Foto abadi Tari Tifa dari Papua Barat terpampang di Anjungan Provinsi Papua Barat TMII

Bangsa besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya, serta bangsa yang meletakkan kemajemukan adat, budaya, suku dan agama sebagai sebuah kekuatan perekat persatuan bangsa itu sendiri. 
Lihat juga...