Kenaikan Harga Tak Surutkan Animo Masyarakat Belanja di Pasar Tradisional

JUM’AT, 1 JANUARI 2016
Jurnalis: Henk Widi / Editor: Sari Puspita Ayu / Sumber foto: Henk Widi

LAMPUNG—Memasuki awal tahun baru 2016 sejumlah harga kebutuhan pokok di Lampung mengalami kenaikan cukup signifikan. Kenaikan harga yang terjadi tak menyurutkan animo masyarakat untuk berbelanja di pasar tradisional.


Salah satu pedagang di pasar tradisional Desa Pasuruan, Usmaniar (34) mengungkapkan kenaikan harga kebutuhan pokok sudah terjadi sejak menjelang hari Natal dan mendekati akhir tahun. Kecenderungan kenaikan sejumlah harga kebutuhan tersebut diakui oleh wanita yang berjualan beras tersebut terutama karena faktor distribusi.
“Diprediksi oleh para pedagang di sini harga kebutuhan pokok akan bertahan hingga sepekan ke depan terutama selama angkutan arus liburan ini beberapa kendaraan pengangkut terjebak macet,” ungkap Usmaniar saat dikonfirmasi Cendana News, Jumat (1/1/2016).
Kenaikan harga yang ddipicu sulitnya memperoleh pasokan dari petani, agen serta distributor diakibatkan libur Natal dan Tahun Baru 2016. Bahkan beberapa distributor tidak melakukan aktifitas berdagang karena merayakan liburan. Kondisi tersebut ditambah dengan lambannya pasokan dari Pulau Jawa terutama untuk komoditas bawang merah, bawang putih yang dalam pengiriman harus menggunakan kapal laut dan terjebak kemacetan arus liburan.
“Semua memaklumi namun tetap berharap harga-harga akan stabil karena bagi konsumen akan memberatkan, daya beli rendah, dan imbasnya bagi pedagang juga,” ungkapnya.
Pedagang lain, Santi (45) mengaku kenaikan harga pada komoditas cabi yang dijualnya terjadi dalam kurun sepekan ini. Cabai rawit yang sebelumnya dijual dengan hanya seharga Rp20ribu kini dijual dengan harga Rp30 ribu-Rp40 ribu. Sementara cabai merah besar yang semula seharga Rp30ribu naik menjadi Rp40ribu perkilogramnya.
Kenaikan serupa terjadi pada komoditas bawang merah dari semula seharga Rp 23ribu menjadi Rp30ribu perkilogram. Sementara kebutuhan lain seperti beras dijual dengan kisaran harga Rp9ribu-Rp11 ribu tergantung kualitas beras. Secara umum rata-rata kenaikan harga sembako mencapai antara Rp1.000 hingga Rp3.000 perkilogram bahkan lebih.
Sementara itu, pedagang daging ayam potong, Ahmad (45), mengungkapkan, harga daging ayam potong pun turut naik, sejak sepekan terakhir, dengan rata-rata mengalami kenaikan sekitar Rp2.000 perkilogramnya. Selain itu, untuk telur juga ikut naik harganya, dari harga Rp16.000 menjadi Rp20.000 perkilogramnya
Kenaikan sejumlah komoditas tersebut dari pantauan Cendana News tetap tak menyurutkan animo masyarakat untuk belanja di pasar tradisonal. Salah satu pembeli, Aminah (34) tidak terlalu mempersoalkan kenaikan harga jika melihat kondisi saat ini. Kenaikan yang terjadi cukup tajam tersebut diakalinya dengan membeli beberapa barang sesuai dengan kebutuhan dan menghindari membeli barang barang yang masih mengalami kenaikan.
“Kalau kita tahu harga daging, ikan sedang naik maka pilihan membeli tempe serta lauk lainnya merupakan keputusan bijak kan sama-sama mengandung nilai gizi yang baik,”ungkapnya.
Sebagai ibu rumah tangga ia mengaku menyukai berbelanja di pasar tradisional terutama bisa memperoleh sayuran dalam kondisi segar, selain itu jarak yang dekat dengan rumah. Ia tetap berharap kondisi kenaikan sejumlah barang dagangan di pasar tradisional akan berangsur normal agar masyarakat tidak terbebani.
“Awal tahun bukannya mendapat kabar baik malah sejumlah harga naik belum lagi sebentar lagi anak akan sekolah dan kebutuhan lain pastinya akan lebih banyak,”ungkapnya.
Ia mengakui kondisi ekonomi sebagian masyarakat di awal tahun ini tentunya akan berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Namun kondisi harga yang naik di pasar tradisional diprediksi masih akan tetap bertahan menunggu kondisi normal terutama pasokan.
Lihat juga...