SENIN, 4 JANUARI 2016
Jurnalis: Koko Triarko / Editor: Sari Puspita Ayu / Sumber foto: Koko Triarko
YOGYAKARTA — Seratus peserta terdiri dari mahasiswa dan dosen pendamping dari 11 perguruan tinggi di Indonesia, mengikuti gelar kompetisi teknik pertambangan tingkat nasional, Youth Mining Camp Competition, di Kampus 2 Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran di Babarsari, Depok, Sleman, DI. Yogyakarta, Senin (4/1/2016). Kompetisi digelar sebagai ajang peningkatan kemampuan mahasiswa teknik pertambangan dalam menghadapi persaingan di era MEA.
![]() |
Yosua Hadomuan Hutagaol dan Firman Agusta Anjasmara |
Untuk pertama kalinya, Himpunan Mahasiswa Teknik Pertambangan Universitas Pembangunan (HMTP UPN) Veteran Yogyakarta, menggelar kompetisi teknik pertambangan antar perguruan tinggi tingkat nasional, memperebutkan Piala Gubernur DIY, Sultan HB X. Diikuti oleh 11 perguruan tinggi se-Indonesia yang memiliki jurusan teknik pertambangan, antara lain ITB Bandung, Universitas Trisakti Jakarta, Universitas Hasanuddin, Syiah Kuala Aceh, dan lainnya, kompetisi tersebut digelar selama empat hari sejak Minggu, 3 Januari 2016.
Wakil Ketua HMTP UPN Veteran Yogyakarta, Yosua Hadomuan Hutagaol, ditemui Senin (4/1/2016) menjelaskan, kompetisi tersebut merupakan salah satu rangkaian kegiatan DINAMIT atau Dinamika Anak Tambang UPN Veteran Yogyakarta, yaitu sebuah event tahunan HMTP UPN Veteran Yogyakarta yang sudah berlangsung 13 kali di tingkat lokal Yogyakarta. Mulai tahun ini, kompetisi teknik pertambangan diadakan secara nasional, untuk lebih meningkatkan kemampuan mahasiswa teknik pertambangan di Indonesia.
![]() |
Teknik peledakan bawah tanah oleh mahasiswa UPRI Makassar |
Lebih jauh, Yosua yang didampingi Staf Litbang HMTP UPN Veteran Yogyakarta, Firman Agusta Anjasmara, menjelaskan, ada 10 teknik dasar pertambangan yang dilombakan. Yaitu, Rock ID atau identifikasi batuan, Crushing and Grinding atau peremukan dan penggerusan batuan, Tie in Underground Blasting atau peledakan tambang bawah tanah, Bench Blasting atau peledakan tambang terbuka, Mine Ventilation atau sistem ventilasi tambang bawah tanah, Joint Measuring atau analisis rekahan pada batuan, Panning atau Pendulangan, Hand Mucking atau pengangkutan material dari satu tempat ke tempat lain, Mine Surveying atau pemetaan survei tambang, Dynamic Cone Penetrometer atau pengukuran daya dukung tanah.
“Sepuluh teknik pertambangan yang dilombakan itu merupakan teknik dasar yang harus dikuasai dengan baik oleh seorang sarjana pertambangan. Di samping itu, lomba juga disertai dengan kompetisi Written Test atau test tertulis tentang pengetahuan tambang, dan Debat Pertambangan dengan membahas isu terkini soal pertambangan”, jelas Yosua.
Meski media tambang yang digunakan hanya replika, namun kemampuan mahasiswa dalam melakukan peledakan bisa dinilai dari aspek geometri rancangan peledakan dan jumlah bahan peledak yang dibutuhkan. Tantangan dari kompetisi itu adalah dibatasinya waktu sesuai target dengan hasil yang optimal. Dengan 10 Yuri berasal dari dosen pengajar teknik pertambangan UPN Veteran Yogyakarta dan sejumlah ahli pertambangan, kompetisi teknik pertambangan yang digelar selama empat hari itu juga dilangsungkan di Kampus 1 UPN Veteran Yogyakarta di Condongcatur dan di desa Sumberboyong, Kaliurang, Sleman, Yogyakarta.
Yosua mengatakan, perkembangan di bidang pertambangan dalam negeri saat ini mengalami penurunan. Hal itu, menurutnya, merupakan dampak kebijakan pemerintah yang melarang ekspor bahan mentah ke luar ngeri. Akibat dari pelarangan itu, negara-negara yang selama ini mengimport bahan tambang dari Indonesia juga membatasi import bahan tambang lain dari Indonesia, sehingga produksi pertambangan dalam negeri mengalami penurunan.
“Karena itu, dengan adanya kompetisi ini diharapkan kemampuan generasi muda di bidang pertambangan akan semakin berbobot dan mampu bersaing di dunia global, khususnya dalam menghadapi persaingan di era MEA”, pungkasnya.