Stasiun Jatinegara, Sejarah Panjang di Timur Jakarta

JAKARTA — Tahun 1887, sebuah stasiun kereta api di bangun oleh pemerintah Hindia Belanda dan diberi nama Stasiun Kereta Api Meester Cornelis yang diambil dari ‘Cornelis Senen’, nama seorang Guru dan misionaris terkenal asal Negeri Belanda kala itu.
Stasiun ini dianggap vital oleh Belanda karena merupakan jalur penghubung antara wilayah barat dan timur Batavia serta dari wilayah Bandung dan Bogor. Namun pada jaman perang Kemerdekaan Republik Indonesia, di tahun 1945 stasiun ini berubah nama menjadi Jatinegara yang artinya “negara sejati” yang merupakan gelar bagi Pangeran Jayakarta.
Nama Jatinegara diberikan tidaklah sembarangan, jika menilik arti dari nama tersebut yang memiliki filosofi Negara Sejati, maka sudah seharusnya Negara menyediakan sarana transportasi yang profesional, murah, aman, nyaman, dan dapat digunakan oleh seluruh lapisan masyarakat.
Harapan dari sebuah nama tersebut mulai diwujudkan dengan berkembangnya Stasiun Jatinegara menjadi Stasiun Profesional dengan pelayanan maksimal. Commuter Line merupakan salah satu usaha Pemerintah melayani keinginan masyarakat akan transportasi massal yang murah dan tidak terganggu kemacetan.
“Jika naik kendaraan di jalan raya, saya biasa menghabiskan waktu satu setengah sampai dua jam menuju Cikini dikarenakan macet dan lainnya. Namun dengan Kereta Api hanya 45 menit,” urai Hermansyah, seorang karyawan yang sehari-hari bekerja di kawasan Cikini Jakarta Pusat, Senin (10/08/2015).
Tampak dalam stasiun Jatinegara diisi dengan beberapa franchise makanan, minuman, sampai Apotik yang kesemuanya melayani kebutuhan masyarakat pengguna jasa kereta api di stasiun beralamat lengkap di Jalan Bekasi Baru Raya, Kelurahan Pisangan Baru, kecamatan Matraman, Jakarta Timur.
Tidak hanya itu, meningkatkan rasa aman di hati masyarakat merupakan salah satu faktor pendukung yang membuat Stasiun Jatinegara kembali ramai oleh masyarakat pengguna jasa angkutan kereta api.
Seorang anggota Mqrinir TNI-AL, Tarda yang tergabung dalam Operasi Tertib di Lingkungan Kereta Api Stasiun Jatinegara mengatakan, seluruh wilayah stasiun diusahakan steril dari pihak-pihak yang bisa mengancam rasa aman dan nyaman dari masyarakat pengguna jasa Kereta Api.
“Bukan itu saja, dari masyarakat juga harus tertib, yaitu harus antri keluar dan masuk, patuhi larangan merokok di dalam wilayah stasiun, dan jaga kebersihan stasiun dengan tidak membuang sampah sembarangan,” jelas Tarda dengan gamblang.
Semoga kedepannya stasiun Jatinegara tetap bisa menjaga performa pelayanan masyarakat dalam jasa angkutan transportasi kereta api bagi masyarakat.

SENIN, 10 Agustus 2015
Jurnalis       : Miechell Koagouw
Foto            : Miechell Koagouw
Editor         : ME. Bijo Dirajo
Lihat juga...