Sensasi Memancing Di Pelabuhan Bakauheni Lampung

Memancing di Pelabuhan Bakauheni

CENDANANEWS(Lampung)– Memancing di kolam, tempat pemancingan sudah merupakan hal yang lumrah dilakukan, namun memancing di Pelabuhan Bakauheni Lampung serta Pelabuhan Merak Banten tentunya bukan hal yang begitu saja diizinkan oleh pihak PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (PT ASDP) Indonesia Ferry, karena aktifitas tersebut mengandung resiko tinggi terutama jika memancing berada di lokasi yang dekat dengan aktifitas keluar masuk kapal.
Meskipun demikian aktifitas ini masih dilakukan oleh warga sekitar Pelabuhan Bakauheni Kabupaten Lampung Selatan Provinsi Lampung, hal yang sama dilakukan di dermaga Pelabuhan Merak Banten.
Menjelang sore hari, terlihat seorang anak laki laki berumur sekitar 5 tahun yang terlihat gembira menangkap ikan yang menggelepar gelepar setelah lepas dari mata pancing sang ayah. Laki laki yang sedang memegang joran dengan jenis pancing rawe tersebut bernama Abdulah (34) yang mengajak anak laki lakinya bernama Zaki (5). Laki laki asal Dusun Kenyayan Kecamatan Bakauheni tersebut mengaku jika sedang tak bekerja pada sore hari maka ia mempergunakan waktu untuk memancing di pinggir dermaga.

Nyaris setiap hampir lima menit sekali ayah satu anak tersebut menarik joran dengan senar panjang yang diberi sebanyak 5 mata kail. Hasilnya, setelah ditarik lima ekor memakan umpan yang sudah disiapkan dan ikan tersebut segera ditarik sebelum terlepas. Sang anak laki lakinya pun menyiapkan kantong plastik warna hitam yang dipergunakan untuk wadah ikan ikan hasil tangkapannya.
“Hari ini sedang banyak ikan di area dermaga, karena banyak makanan di sekitar sini tentunya dari sampah sampah penumpang kapal sehingga banyak ikan di pinggir dermaga,” ungkap Abdulah.
Setelah ikan ikan tersebut terangkat terkadang sang anak kesulitan menangkap ikan segar yang masih menggelepar gelepar di atas dolphin (tiang penyangga kapal). Terkadang beberapa ikan tersebut terjatuh lagi ke laut dan dibiarkan oleh sang ayah.
“Dia senang menangkap ikan mas, kalau lepas ya biarkan saja nanti pasti dapat lagi yang penting anak saya tahu bagaimana cara mendapat ikan salah stunya dengan memancing,” ungkap Abdulah sambil melemparkan mata kailnya ke air laut.
Kantong plastik yang dipegang sang anak belum penuh oleh ikan, namun jika diperkirakan sudah sekitar setengah kilogram ikan jenis Selar serta ikan lain jenis ikan Sarden telah berhasil dipancing oleh Abdulah. Ikan ikan tersebut nantinya akan dibawa pulang untuk makan bersama anak serta isterinya dengan cara dimasak seperti sarden lengkap dengan sambal tomat dan sebagian digoreng untuk lauk.
Abdulah mengaku dalam sehari kadang kadang ia bahkan mendapatkan ikan cukup banyak sekitar 1 kilogram baik yag berukuran kecil ataupun sedang. Sementara untuk jenis ikan berukuran besar memang jarang diperoleh karena Abdulah menggunakan pancing jenis kecil. Namun ia mengaku bersyukur bisa mendapatkan ikan dalam jumlah banyak hari ini.
“Lumayan untuk hiburan daripada stress setelah kerja dan sekalian memberi hiburan kepada anak berada di pinggir laut sambil melihat kapal,” ujar Abdulah.
Abdulah hanyalah salah satu pemancing di pinggir dermaga, beberapa pemancing lanin terlihat melakukan hal yang sama; memancing dengan cara ngrawe, satu senar dengan beberapa mata kail dengan harapan bisa cepat mendapat ikan dalam jumlah banyak.
Pemancing yang lain bernama Benny (23) masih bujang yang datang bersama kawannya Usman (23), keduanya juga terlihat asik menarik senar yang dililitkan dengan alat pelilit senar. Keduanya tidak menggunakan joran dan memancing dengan cara dilontarkan. Ikan jenis yang sama diperolehnya meski lebih sedikit dibanding yang diperoleh Abdulah.
Namun keduanya pun mengaku cukup senang dengan aktifitas memancing di dermaga tersebut. Meskipun pada kenyataannya para pemancing tersebut kadang was was denga petugas keamanan yang kadang galak, keras dalam menegakkan peraturan zonasi larangan memancing. Para pemancing tersebut memang memancing di zona untuk aktifitas di luar aktifitas kapal namun karena sudah mengenal petugas security, maka “tahu sama tahu” membuat mereka diperbolehkan memancing.
Secara khusus Abdulah pun tanpa malu malu mengungkapkan biasanya memberi sebungkus rokok kepada security yang bertugas untuk membuat mereka diperbolehkan terus memancing. Namun diakui oleh Abdulah dan pemancing lainnya seperti Usman, Benny, jika sedang ada pengetatan peraturan tak jarang beberapa pemancing terkena imbasnya.
“Kami pernah diusir keluar dari pelabuhan, alat pancing di sita dan ikan serta pancing kami pernah dibuang ke laut. Kami memang salah memancing di sini tapi asik memang bisa mendapat ikan di sini,” ujar Benny.
Sensasi memancing di area dermaga diakui oleh Benny dan kawan kawannya memang penuh resiko. Jika tidak hati hati pemancing tersebut bisa terjatuh ke laut dari tiang tiang pancang yang terbuat dari cor beton dan besi. Jika jatuh ke air tak masalah, namun Beny mengenang pernah ada pemancing yang jatuh dan cedera karean jatuh tepat di besi penopang tiang pancang.
Para pemancing tersebut pun tahu resiko yang akan dialaminya namun tergiur dan hobi memancing tetap dilakukan selain untuk melepas penat juga sekedar mendapat tambahan lauk pauk. Para pemancing tersebut pun memiliki trik untuk tidak terlalu mencolok saat masuk ke area pelabuhan sebab alat pancing yang dibawa biasanya disembunyikam terlebih dahulu dan setelah kondisi aman dan mengetahui petugas keamanan yang bertugas sudah mengenal baru mereka melakukan aktifitas memancing.
“Lumayan buat makan malam nanti karena mendapat ikan segar dari hasil memancing sendiri, daripada beli di pasar kan kita ga tahu apakah tangkapan lama atau tangkapan baru,” ungkap Benny.

Para pemancing tersebut mulai berkemas saat matahari terbenam terutama yang sudah memiliki keluarga seperti halnya Abdulah. Namun tak jarang pemancing lain sengaja memancing hingga malam hari untuk mendapatkan ikan dalam jumlah banyak serta merasakan sensasi terpaan angin laut sambil memancing meskipun tak harus memancing di tengah laut.

——————————————————-
Minggu, 3 Mei 2015
Jurnalis : Henk Widi
Fotografi : Henk Widi
Editor : ME. Bijo Dirajo
——————————————————-

Lihat juga...