Kesulitan Ekonomi Ubah Bank Sampah jadi Penjualan Barang Bekas

Seorang pekerja tengah memilah sampah di Bank Sampah
CENDANANEWS (Denpasar) – Kesulitan ekonomi yang dihadapi masyarakat berdampak domino terhadap lingkungan, tidak terkecuali sebuah bank sampah yang dulunya mendapat penghargaan pada tahun 2012 telah berubah bentuk menjadi penjualan bekas.
“Bank sampah ini berdiri sejak tiga tahun lalu dan menerima penghargaan nomor 2 se-indonesia dengan sumbangsihnya atas terciptanya kebersihan di lingkungan desa, namun saat ini seolah menjadi tempat menjual barang bekas, terima uang, selesai,”kata pemilik sekaligus pengelola Bank Sampah binaan IK-PSM ( Ikatan Keluarga Pekerja Sosial Masyarakat ) Desa Sumerta-Klod, Mansyur kepada CND di Denpasar, Bali, Rabu (6/5/2015).
Pemilik Bank Sampah, Mansyur
Dijelaskan, Hal tersebut bukan tanpa penyebab, meski diawal berdirinya Bank sampah sudah diatur sedemikian rupa agar masyarakat bisa menabung, namun sejak tahun ketiga berjalan, keadaan masyarakat semakin sulit.
“Mereka membawa sampah untuk dijual, biasanya langsung meminta uangnya, dengan alasan membeli sembako, membeli keperluan lain-lain, atau alasan-alasan lainnya yang berkaitan dengan keadaan ekonomi mereka dirumah,”ungkapnya.
Akhirnya hal tersebut diikuti oleh Mansyur, dengan satu harapan bahwa dia bisa membantu dengan cara apapun kepada masyarakat sekitar. Kondisi tersebut dapat dilihat dari buku tabungan sudah dibuat sampai dua ratus buku, tapi yang terpakai hanya sekitar 30 buku saja.
“Itupun untuk karyawan-karyawan yang memang ingin menabung dengan menjual sampah, jadi ya saya ikuti saja bagaimana keinginan setiap orang yang menjual sampah kesini, mau diambil uang langsung bisa, mau ditabung juga bisa,” tutur Bapak beranak 3 asal Pasuruan tersebut.
Bahkan Bank Sampah Sumerta-klod sudah banyak mengikat kerjasama dengan kampus-kampus dan sekolah-sekolah di sekitarnya untuk membantu membeli sampah-sampah mereka. 
Dia sangat berharap kedepannya Bank Sampah miliknya bisa terus memberikan yang terbaik bagi lingkungan sekitarnya. Baik membantu perekonomian warga atau menciptakan kebersihan lingkungan.
“saya tidak pernah menyalahkan siapa-siapa dengan sangat sulitnya keadaan ekonomi warga yang sering datang menjual sampah disini, saya lebih memilih melakukan tindakan nyata saja, membantu siapa saja yang datang ke sini, itu yang ada dipikiran saya sekarang ini,” tutur pria yang sudah 13 tahun tinggal di desa Sumerta-klod ini kepada kami sekaligus menutup
pembicaraan.

Sampah-sampah yang di bawa ke Bank Sampah Sumerta-klod sangat bervariasi. Dari sampah rumah tangga sampai sampah perkantoran. Contohnya, kertas koran, kardus, botol minuman pecah belah, botol minuman plastik, gelas minuman plastik, sampai sampah-sampah plastik jinjing. Semuanya adalah sampah yang bisa di daur ulang.
————————————————-
Selasa, 5 Mei 2015
Jurnalis : Miechell Koagouw
Fotografi :Miechell Koagouw 
Editor : ME. Bijo Dirajo
————————————————-
Lihat juga...