![]() |
Demo Kritisi KAA |
CENDANANEWS (Makassar) – Puluhan aktivis mahasiswa yang tergabung dalam Front Perjuangan Rakyat Sulawesi Selatan (FPR SulSel) menggelar aksi di Fly Over Makassar, Jumat Sore (24/4). Mereka mengkritisi pelaksanaan Konfrensi Asia Afrika (KAA) di Bandung dan Jakarta.
Dalam orasinya, mahasiswa menilai esensi KAA sejak peralihan kepemimpinan mulai Soekarno hingga Joko Widodo, telah berubah yang tadinya KAA sebagai forum internasional yang membahas semangat kemerdekaan dan kemandirian negara-negara Asia Afrika, menjadi ajang pesta para kapitalisme monopoli Internasional asing.
“Amerika adalah pimpinan negara asing untuk memuluskan investasi mereka di negara-negara Asia Afrika” tegas Mahasiswa.
Menurut Mahasiswa, konten pertemuan KAA saat ini menjadi upaya menanamkan faham monopoli dengan berkedok program dan investasi atas nama kepedulian sosial, pengembangan ekonomi. Mengajak negara-negara Asia Afrika untuk bekerjasama mulai sektor pertanian, kesehatan hingga pendidikan. Namun realitasnya, menurut Mahasiswa kerjasama ini jauh dari esensi sebenarnya.
“Kerjsama ini tidak bermanfaat, pengangguran meningkat, penggusuran di kota-kota besar dengan alasan pembangunan infrastruktur, pengambilan lahan petani warga” teriak mahasiswa.
Semua ini menurut mahasiswa adalah persoalan yang tidak dapat diatasi meski KAA telah berusia 60 tahun.

Berdasar pemahaman tersebut, melalui pernyataan sikapnya, FPR Sulsel menuntut kembalinya semangat anti imperialisme dan kolonialisme, menyerukan penghentian bentuk libelarisasi di sektor pertanian, kesehatan, pendidikan dan migas. Mahasiswa juga menuntut pencabutan Undang-Undang penanaman modal asing 1967, Pencabutan Undang-Undang Pendidikan Tinggi dan Revisi Undang-Undang Sisdiknas 2003 serta menuntut mewujudkan kebebasan berpendapat dan berorganisasi bagi rakyat.