CENDANANEWS – Wayang Topeng Malangan merupakan salah satu warisan budaya yang masih terjaga sampai saat ini yang berada di daerah Malang. Di Malang, kelompok wayang topeng di bagi manjadi dua berdasarkan wilayahnya yaitu wilayah Malang Timur di daerah Jabung, Glaga Dowo, dan Tumpang dan di wilayah Selatan yang terdapat di Pakisaji dan Sumber Pucung. Namun dari beberapa daerah tersebut, wayang topeng yang masih terus berkembang yaitu didaerah Pakisaji.
Menurut Handoyo yang merupakan generasi ke lima penerus wayang topeng ini menceritakan bahwa, kelompok wayang topeng sebenarnya sudah ada sejak tahun 1900 yang digawangi oleh Mbah Serun yang dibantu oleh anaknya yaitu Mbah Kiman. Kemudian kelompok wayang topeng ini di beri nama Pandawa Lima yang pada saat itu sering menganggkat cerita tentang Purwa dan Mahabrata.
Sepeninggalan Mbah Kiman kemudian Pandawa Lima diteruskan oleh Mbah Karimun yang merupakan anak dari Mbah Kiman. Namun pada tahun 1940-an nama kelompok Pandawa Lima, oleh Mbah Karimun diganti dengan nama Padepokan Asmoro Bangun yang kemudian lebih sering mengangkat cerita Panji. Nama Asmoro Bangun sendiri diambil dari nama kesatria dari kerajaan Jenggolo. Setelah Mbah Karimun meninggal pada tahun 2010, Padepokan Asmoro Bangun kemudian dilanjutkan oleh diri, ujar Handoyo yang merupakan cucu dari Mbah Karimun kepada Cendana News Selasa (17/3/2015).
Padepokan Asmoro Bangun berlokasi di Dusun Kedung Mongo Desa Karang Pandan Kecamatan Pakisaji. Pada tahun 1978, wayang topeng Asmoro Bangun mendapat kehormatan diundang sebagai perwakilan Jawa Timur untuk pentas di Jakarta. Pada tahun 1982, padepokan Asmoro Bangun mendapat bantuan dari pemerintah berupa sanggar yang kemudian diresmikan oleh Bupati Malang kala itu Eddy Slamet.
Anggota dari Padepokan Wayang Topeng Asmoro Bangun menurut Handoyo sampai saat ini berjumlah 80 orang, mulai dari anak-anak, remaja hingga dewasa. Wayang topeng Asmoro Bangun yang pegangnya saat ini sering di undang pentas di beberapa daerah di Jawa dan Bali. Bahkkan pada bulan Maret tahun 2013, Wayang topeng Asmoro Bangun diundang pentas di Bangkok untuk mewakili Indonesia di Festival Panji se- Asia Tenggara yang juga dihadiri beberapa negara yaitu Kamboja, Myanmar, dan Malaysia.
Handoyo Bersyukur karena pada ajang Festival Panji tersebut, Wayang Topeng Asmoro Bangun mendapat paling banyak apresiasi dari penonton, dan putrinya yang masih duduk kelas 4 SD yang pada saat itu ikut tampil dalam Festival tersebut mendapatkan predikat penari termuda.
Selain sering di undang pentas diberbagai daerah, Handoyo juga rutin mengadakan pentas di sanggarnya setiap 1 bulan sekali yang diberi nama Gebyak Malam Senin Legian. Pada bulan Maret ini Gebyak Malam Senin Legian akan di selenggarakan pada hari Minggu 22 Maret 2015, yang rencananya akan dipentaskan oleh Mahasiswa-Mahasiswi dari Universitas Negeri Malang.
Handoyo setiap hari Minggu juga mengadakan pelatihan tari wayang topeng, menurutnya peminat yang ikut latihan wayang topeng cukup banyak baik dari masyarakat sekitar maupun dari beberapa daerah yang ada di Malang. Pelatihan wayang topeng ini sama sekali tidak di pungut biaya dan langsung di latih oleh Handoyo sendiri.
———————————————————- Selasa, 17 Maret 2015 Jurnalis : Agus Nurchaliq Editor : ME. Bijo Dirajo ———————————————————-