Harga Gabah Anjlok Saat Petani Panen Raya

CENDANANEWS– Belum usai melonjaknya harga beras di beberapa wilayah karena panen padi yang belum merata dan berimbas pada nasib petani, kini para petani tetap tak bisa menikmati hasil jerih payahnya akibat harga gabah yang tak sesuai.
Memasuki musim panen, petani di Kecamatan Brajaselebah, Lampung Timur Provinsi Lampung kecewa karena harga padi kering atau gabah panen turun hingga Rp1.900 per kilogram. Petani lebih memilih untuk menyimpan hasil panen daripada menjualnya.
Warga Desa Brajaharjosari, Kecamatan Brajaselebah, Ahmad (40) mengatakan harga jual padi kini hanya Rp3.600 per kilogrma, padahal pada Januari harganya bisa mencapai Rp5.500 per kg. Dia pun memilih untuk menyimpan hasil padinya sebagai bentuk antisipasi jika kelak harga beras tinggi.
“Jika harga beras mengalami kenaikan seperti sebelumnya menembus Rp12 ribu per kg, petani bisa memanfaatkan padi simpanannya untuk digiling dan dikonsumsi sendiri,” ungkap Ahmad , Jumat (20/3/2015).
Sementara itu Kepala Balai Penyuluhan Pertanian dan Kehutanan (BP3K) Kecamatan Brajaselebah Joko Waluyo mengatakan Maret hingga April 2015, Kecamatan Brajaselebah akan panen raya. Dengan luas lahan mencapai 1.750 hektare, petani bisa menghasilkan padi rata rata 7,5 ton per hektare. Jumlah padi yang ada di Brajaselebah untuk musim tanam rendeng ini mencapai 14.875 ton.
”Padi akan disimpan atau dijual langsung itu hak petani,” kata Joko.
Berdasarkan pantauan para petani lebih memilih untuk menjual gabahnya sehabis panen. Bahkan beberapa pembeli gabah sudah berada di pinggir sawah dengan truk truk mereka untuk menimbang gabah yang baru saja dipanen oleh para petani.
“Saya membeli gabah dari hasil panen petani lalu nanti dijemur di dekat pabrik kami, dan menjualnya dalam bentuk beras,” ujar Budiman (45) yang dikenal sebagai bos gabah di daerah tersebut.

———————————————————-
Sabtu, 21 Maret 2015
Jurnalis : Henk Widi
Editor   : ME. Bijo Dirajo
———————————————————-

Lihat juga...