
Menurut salah seorang petani Desa Tetaan, Waluyo (38) yang sedang menyemprot dengan obat hama di sawahnya, serangan hama ulat mulai menyerang saat tanaman padi miliknya berusia sekitar 20 hari. Akibatnya ia harus rajin melakukan penyemprotan dengan obat obatan untuk mengurangi hama tersebut.
Selain dengan cara manual memeriksa tanaman padi dan mengambil ulat daun yang menyerang ia juga melakukan penyemprotan agar hama tak meluas. Tanda fisik beruba daun yang berlubang dan digerogoti ulat menjadi tanda untuk memeriksa rumpun padi yang diserang hama ulat tersebut.
“Harus selalu rajin saya semprot agar tak berkembang biak, bisa ludes tanaman padi milik saya kalau tidak diantisipasi lebih dahulu,” ujar Waluyo kepada Cendananews.com Jumat (13/2/2015).
Penanganan secara manual juga dilakukan saat tanaman padinya dimakan oleh hama keong mas yang bahkan bertelur di pangkal pangkal batang padi yang masih muda.
Kalau masih bertelur keong mas akan meletakkan telurnya di batang padi, rumput serta media lain yang ada di sawah. Telur keong mas berwarna merah muda menempel di batang batang padi. Makanya saya harus rajin membersihkan telur tersebut dan juga mengambil keong mas yang masih hidup.
Waluyo menambahkan hama keong mas dibasmi selain dengan menggunakan obat anti hama juga dipunguti secara manual agar tak bertelur dan berkembang biak. Keong mas akan mengganas setelah menetas sebab keong mas yang baru menetas akan menyerang daun daun padi hingga ludes, akibatnya pertumbuhan tanaman padi terganggu dan bisa gagal panen.