“Babi keparat!” Laki-laki itu memuntahkan serapah begitu darah segar menyembur dari rongga perut bergelambirnya, membasahi daun-daun pakis yang tumbuh di tepian sungai.
“Sejak turun-temurun, nenek moyang kami sudah terampil membuat aneka jenis parang, baik ukuran kecil maupun besar. Baik ukuran pendek maupun panjang,” kata Yakob Stefanus, pandai besi atau perajin parang di dusun Keduwair, Selasa…