Harmoni Zaman 70-an: Lestarikan Perjalanan Musik Indonesia

“Kita berharap musik ini menjadi satu bagian dari pemajuan kebudayaan yang sangat
penting. Dengan kehadiran Kementerian Kebudayaan yang baru pertama berdiri sejak 79
tahun inilah, kita harus banyak dituntut bagaimana bisa mengangkat seluruh objek
pemajuan kebudayaan termasuk musik, film, dan juga ekspresi-ekspresi budaya lainnya,”
jelasnya.

Panbers, band legendaris Indonesia yang dibentuk pada 1969 oleh empat bersaudara
Panjaitan: Benny Panjaitan (vokal), Doan Panjaitan (gitar), Hans Panjaitan (bass), dan Asido Panjaitan (drum) lewat lagu seperti “Akhir Cinta” dan “Gereja Tua”, mengajak kita merenung tentang cinta, kehilangan, dan kenangan yang tak lekang oleh waktu.

The Rollies, lewat irama penuh energi dalam lagu seperti “Kau Yang Ku Sayang”, memperkenalkan lagu pada masanya begitu populer. The Mercy’s menyentuh hati pendengar lewat lagu-lagu “Tiada Lagi”, yang begitu melekat dalam ingatan lintas generasi. Black Selection, dengan lagu “Untukmu Pramuria”, memperkaya khazanah musik Indonesia dengan rasa yang mendalam dan gaya yang berbeda. Lirik-lirik yang puitis, aransemen yang kaya dan penuh eksperimen, serta semangat artistik menjadikan musik era ini sebagai warisan estetik yang tak ternilai.

Acara yang diselenggarakan atas inisiasi Asosiasi Mahasvara Nusantara dan Kementerian
Kebudayaan, didukung oleh Pertamina (Persero) ini dibuka dengan penampilan dari The
Rollies yang membawakan lagu “Bimbi”, “Astuti”, “Salam Terakhir”, dan “Kemarau”.

Menbud Fadli dalam kesempatan ini juga turut mempersembahkan lagu “Kau yang Ku
Sayang” duet bersama The Rollies. Pentas musik dilanjutkan penampilan Panbers, yang
membawakan lagu “Gereja Tua”, “Terlambat Sudah”, dan “Pilu” yang berkolaborasi dengan
Menbud Fadli. Black Selection dan The Mercy’s Band juga turut menampilkan lagu-lagu
terbaiknya.

Lihat juga...