Menteri Kebudayaan: Reog Cerminan Kekayaan Budaya Indonesia
Menurutnya, ini merupakan prestasi yang luar biasa dan menjadi sebuah cerita dari perjalanan panjang yang dilakukan oleh para tokoh, seniman, paguyuban, dan budayawan dalam membawa Reog Ponorogo yang diakui oleh dunia.
“Kehadiran berbagai tokoh dan kalangan masyarakat pada pagelaran hari ini semakin
membuktikan rasa cintanya terhadap warisan budaya Reog Ponorogo yang luar biasa ini,” tegas Fadli.
Dirinya menambahkan bahwa pemerintahan Presiden Prabowo Subianto terus berkomitmen untuk memajukan kebudayaan Indonesia sesuai amanat konstitusi pasal 32 ayat 1. Undang-Undang Dasar (UUD) 1945.
Menurutnya, kebudayaan Indonesia harus menjadi pondasi bagi pembangunan bangsa.
“Reog Ponorogo harus kita majukan di tengah peradaban zaman ini sesuai amanat konstitusi UUD 1945. Semoga pagelaran Grebeg Suro bisa terus berlanjut di tahun-tahun berikutnya sebagai upaya pelestarian warisan budaya,” tutup Menbud Fadli mengakhiri pidatonya.
Tahun ini, Grebeg Suro menghadirkan 32 rangkaian acara, mulai dari pertunjukan budaya,
kegiatan religi, hingga komunitas hobi, dengan Festival Nasional Reog Ponorogo sebagai agenda utamanya.
Grebeg Suro 2025 memikul dua misi besar, memperluas keagungan Reog setelah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda oleh UNESCO sekaligus menjadi pembuktian bahwa Ponorogo layak bergabung sebagai bagian dari Jejaring Kota Kreatif UNESCO.
Bupati Sugiri Sancoko, menyampaikan bahwa Grebeg Suro 2025 bukan sekadar perayaan
tahunan, melainkan juga panggung seni budaya dan etalase potensi industri kreatif Ponorogo.
“Reog telah ditetapkan sebagai ICH UNESCO, dan kini kami mendaftarkan kota yang kita cintai ini ke UNESCO Creative Cities Network. Semoga di akhir tahun nanti, Allah meridhoi, dan UNESCO menetapkan Ponorogo sebagai bagian dari jejaring kota kreatif dunia,” harap Bupati Sugiri.