Pencitraan merupakan instrumen agenda pragmatis. Jika agenda itu diraih, biasanya pencitraan itu berhenti. Baru menjelang momentum politik berikutnya, agenda itu dihidupkan kembali. Pilgub Jawa Barat sudah selesai. Target yang diraih sudah tepenuhi. Agenda para penyuka pencitraan biasanya melakukan “operasi senyap” untuk balik modal.
KDM tidak tampak sebagaimana kasus itu. Perilakunya konsisten sejak jauh ia menjadi Bupati Purwakarta. Ia gunakan kepopulerannya di media sosial sebagai sarana publikasi jejak langkah kebijakan-kebijakannya. Alat publikasi penyelesaian beragam problem yang dihadapi masyarakat. Maka tudingan sebagai “gubernur konten”, pencitraan, pansos, dan seterusnya tidak diaggap sebagai realitas. Justru bermunculan beragam pembelaan partisipatif dari segenap netizen.
Lantas apa yang bisa menjelaskan fenomena kemunculan KDM itu. Ialah titik temu antara idealisme pada sosok KDM dengan kebutuhan rakyat akan senjata perlawanan. Rakyat memerlukan senjata perlawanan dari ketidakberdayaan koletif. Dalam melawan elitisisme dan birokratisme yang selama ini membuatnya tidak berdaya.
Elitisisme adalah pandangan bahwa hanya sekelompok kecil orang yang dianggap (menganggap dirinya) “elit” saja yang lebih memiliki privilage dalam memimpin maupun mengambil keputusan untuk orang banyak. Anggapan kelayakan itu bisa datang dari beragam faktor. Kekayaan, pendidikan, kecerdasan, kekuasaan, atau status sosial. Bisa riil, bisa hanya sebuah citra. Mereka dianggap lebih layak memimpin, memengaruhi keputusan, atau menerima hak istimewa dibanding masyarakat luas.
Elitisisme memiliki ciri-ciri kepercayaan nyaris absolut pada imaginasi superioritas segelintir orang. Bahwa hanya orang-orang tertentu saja yang kompeten dan bisa membuat keputusan. Cenderung meminggirkan rakyat biasa. Bias terhadap status sosial. Orang dengan gelar, jabatan atau koneksi sosial lebih dihargai dan dianggap paling berhak mengambil keputusan untuk kebanyakan orang. Tertutup dan eklusif. Menjaga jarak dari publik dan sulit diakses masyarakat luas. Kecuali punya orang dalam.