Kedua, mempertahankan satu mitra penting dalam eskalasi geopolitik. AS bagaimanapun merosot ekonominya, akan tetap menjadi pemain “membahayakan” dalam eskalasi geopolitik. Pendekatan win-win melalui strategi “Pak Puk”, akan mempertahankan kemitraan strategis antara AS dan Indonesia.
Ketiga, Indonesia berpotensi menaikkan neraca ekspor-impornya dengan AS. Ketika impor produk AS meningkat, dengan sendirinya ekspor Indonesia juga harus meningkat. Sebagai kompensasi melalui skema Pak Puk itu.
Keempat, memberi kesempatan Indonesia mencari pasar alternatif. Seiring itu, industri dalam negeri Indonesia tidak mati oleh pukulan perang tarif yang dilancarkan Donald Trump.
Tanggal 16 April 2025, Menlu Sugiono tampak bertemu Menlu AS di Washington DC. Marco Rubio. Keduanya melakukan pertemuan bilateral.
Kedubes AS di Indonesia membuat siaran pers. “Menlu Rubio dan Menlu Sugiono membahas tarif timbal balik AS terhadap Indonesia. Menlu Rubio menyambut baik upaya Indonesia dalam melakukan reformasi ekonomi menuju hubungan dagang yang adil dan seimbang”.
Mungkinkah penggalan akhir anak kalimat statemen itu: “menuju hubungan dagang yang adil dan seimbang” merupakan bahasa lain dari frase “Pak Puk” itu?. Mampukah strategi itu membuat AS mencabut perang tarifnya terhadap Indonesia. Kita masih perlu menunggunya.
• ARS – Jakarta (rohmanfth@gmail.com)