Apakah Presiden Soeharto belajar dari kasus-kasus itu. Menutup semua saluran intervensi dari pihak-pihak eksternal. Termasuk melalui pintu kesehatan pribadinya?.
Akhirnya tidak pernah mempercayakan kesehatannya pada dokter-dokter luar negeri. Atau hanya sekedar cinta SDM dalam negeri?. Kita hanya bisa menganalisisnya.
Apa Prabowo juga memiliki motif yang sama. Berobat di Rumah Sakit Pusat Pertahanan Negara (RSPPN) Panglima Besar Soedirman. Bintaro, Jakarta. RS dalam negeri baru diresmikan Februari tahun ini. Bukan semata menunjukkan kompetensi SDM dalam negeri. Kecintaan terhadap SDM sendiri. Melainkan ada pesan lain. “Tutup seluruh aspek pribadi dari intervensi eksternal?”.
Jika benar, kedua motif itu tetap saja bermakna positif. Tidak latah berobat ke luar negeri. Sebagaimana pejabat-pejabat era reformasi. Apalagi untuk berlindung dari kejaran KPK.
ARS (rohmanfth@gmail.com), Jaksel, 02-07-2024.