Selain Gizi, Hal Ini Juga Memperbesar Resiko Anak Alami Stunting

Data BKKBN 2022 menyebut bahwa 21 juta keluarga berisiko stunting, sedangkan data Studi Status Gizi Indonesia 2022 menunjukan, dari 34 Provinsi di Indonesia yang mendapat kategori baik hanya 1 provinsi saja, yakni Bali. Melihat faktor penyebab stunting yang kompleks, Menteri PPPA mengajak seluruh elemen masyarakat bergerak bersama melawan stunting melalui sosialisasi dan praktik upaya-upaya untuk mencegah terjadinya stunting.

“Penting kita sadari bahwa menyelesaikan isu stunting tidak akan dapat dilakukan jika kita bekerja secara sendiri-sendiri, apalagi hanya menitikberatkan intervensi pada sektor kesehatan saja. Seluruh sektor pembangunan harus bekerja bersama, termasuk juga dalam menyelesaikan isu-isu ketidaksetaraan gender dan isu perempuan dan anak yang saling berkaitan,” ucap Menteri PPPA.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, mengatakan bahwa Pemerintah berupaya mengentaskan stunting dengan mencari titik-titik utama dan rawan penyebab stunting pada anak sehingga dapat memberikan intervensi dan prioritas penanganan yang tepat.

Menurut Menkes, ibu sebagai pilar utama sehingga edukasi yang tepat dan pemantauan terhadap status gizi ibu diawal kehamilan sangat penting untuk mencegah stunting.

“Kita melihat yang menyebabkan angka stunting paling tinggi adalah pada masa-masa ibu hamil. Saat ibunya hamil jangan sampai kekurangan gizi dan kekurangan zat besi. dan pada saat bayinya sudah berusia 6 sampai 24 bulan memberikan makanan pendamping asi. Ibu-ibu inilah yang sangat menetukan apakah gizi anaknya cukup agar tidak stunting,” imbuh Menkes.

Foto: IndonesiaBaik.id

Lihat juga...