Batu Mirip Alat Pemeras Tebu di Teluk Pucung Diduga Miliki Nilai Sejarah

Redaktur: Muhsin Efri Yanto

Teluk Pucung di Bekasi Utara itu, dulu lanjut Ali Anwar dikuasai tuan tanah. Mereka dari Cina, Eropa dan Arab. Ada kecenderungan pabrik gula itu dibangun oleh Cina dan Eropa, pada abad ke-19.

Ia menilai bahwa pada saat itu para masyarakat yang di abad ke-18 maupun ke-19 banyak telah menggunakan batu sebagai alat untuk memeras tebu.

Sementara itu Plt Wali Kota Bekasi saat melihat langsung Batu yang diduga peninggalan pabrik gula tersebut mengatakan akan coba mengamankan benda tersebut untuk diteliti lebih lanjut, yang kemudian akan ditempatkan di museum cagar budaya.

“Penemuan batu sejarah ini akan kita proses diteliti lebih lanjut, jika memang benar batu bersejarah, batu tersebut akan kita tempatkan di museum cagar budaya,” ungkap Tri Adhianto.

Menurut penuturan informasi dari warga setempat, keberadaan batu tersebut sudah ada sejak zaman dahulu, jauh sebelum warga setempat mendirikan bangunan rumah.

Untuk berat utuh batu tersebut belum diketahui, untuk satu batu yang tanggal saja diperlukan mobil Dinas Bina Marga untuk mengangkatnya.

Benda tersebut sangat mirip dengan batu era kesultanan banten abad ke 17, yang dimana batu tersebut biasa dipergunakan masyarakat untuk memproduksi gula pada masa itu dikelola oleh orang-orang Cina di daerah Pecinan, Kelapadua, hasilnya dijual ke Batavia untuk selanjutnya diekspor ke Cina dan
Jepang.

Alat produksi gula pada masa itu menggunakan batu penggilingan. Masyarakat Banten tempo dulu menyebutnya kilang yang digerakkan oleh hewan sapi.

Lihat juga...