Dukung Indonesia Capai Target, Pertamina Hulu Rokan Garap Potensi Migas Nonkonvensional

“Ini bisa menjadi tonggak bahwa kami melakukan (eksplorasi) migas nonkonvensional secara masif,” tegas Jaffee.

Lebih lanjut dia menyampaikan bahwa pihaknya sudah bicara dengan penyedia rig untuk melakukan pengeboran sumur minyak nonkonvensional.

Menurutnya, rig migas nonkonvensional berukuran lebih besar dibandingkan rig yang saat ini perusahaan pakai dalam melakukan eksplorasi Blok Rokan.

Rig migas nonkonvensional memiliki 1.000 sampai 1.500 horse power, sedangkan rig biasa hanya berkekuatan 750 horse power.

Berdasarkan hasil penelitian Badan Geologi Kementerian ESDM, Indonesia memiliki potensi migas nonkonvensional yang jauh lebih banyak dan beragam ketimbang migas konvensional.

Namun, perkembangan teknologi dan biaya produksi menjadi tantangan untuk mendapatkan migas nonkonvensional yang berkualitas tinggi. Tantangan teknologi dan biaya produksi itu dipengaruhi oleh karakter dari migas nonkonvensional yang memiliki permeabilitas rendah dan viskositas yang tinggi.

Sumber minyak nonkonvensional salah satunya adalah heavy oil yang didefinisikan sebagai minyak yang mempunyai nilai API kurang dari 22 persen dan nilai viskositas yang sangat rendah sehingga sangat susah untuk diproduksi, sehingga dibutuhkan teknologi tinggi, seperti steam injector.

Selanjutnya oil sands adalah hasil percampuran antara pasir, bitumen, lempung dan air. Bitumen adalah minyak yang memiliki densitas dan viskositas tinggi serta telah mengalami biodegradasi.

Sumber minyak nonkonvensional selanjutnya adalah oil shale berupa kandungan organik yang masih tersimpan di source rock dan belum matang disebut sebagai kerogen, sehingga perlu dipanaskan untuk mendapatkan minyak.