Pengelolaan Abrasi dan Sampah Perlu Peran Aktif Masyarakat

Redaktur: Muhsin Efri Yanto

LAMPUNG — Musim hujan yang melanda sejumlah wilayah di Indonesia, termasuk di Bandar Lampung memunculkan persoalan sampah, terutama di pesisir pantai. Seperti halnya di Teluk Lampung, volume sampah meningkat akibat terbawa arus dari sejumlah sungai. 

Suyono, warga Kelurahan Sukaraja, Kecamatan Teluk Betung Selatan menyebutkan, sampah kiriman mendominasi pantai. Meski telah dilakukan sebelumnya, namun akibat terbawa arus, sampah kembali menumpuk di pantai.

“Pengelolaan sampah telah dilakukan warga agar tidak menggunung di tepi pantai namun sampah kiriman tidak bisa dihindarkan, apalagi saat ini musim penghujan, sehingga penambahan sampah dominan plastik meningkat di sekitar pantai Sukaraja, harapan kami ada upaya pengerukan lalu dibuang ke tempat pembuangan akhir untuk diproses,” terang Suyono saat ditemui Cendana News, Rabu (3/11/2021).

Selain sampah, keberadaan tanggul penahan ombak yang dibangun pemerintah pada tepi pantai dan berbatasan dengan permukiman warga dinilai sangat membantu dalam menahan abrasi. Terutama saat memasuki musim angin barat, konstruksi itu bisa menahan gempuran ombak.

Saat musim angin kencang tekanan ombak berpotensi merusak bangunan rumah. Selain memanfaatkan talud penahan ombak diperkuat dengan susunan batu. Warga ikut terbantu dengan keberadaan kebun warga di tepi pantai yang ditanami pepohonan penahan angin Teluk Lampung.

Stevani, salah satu warga Bumi Waras menyebut fungsi talud penahan juga menjadi tempat bersantai. Konstruksi dari beton kolom diisi dengan semen, batu diberi tapak datar.

Talud tersebut menjadi tempat duduk, bersantai bagi warga bahkan lokasi pengeringan ikan teri. Sebagian warga melakukan penguatan talud batako yang disusun dekat permukiman.

Lihat juga...