Tim BKSDA Riau Tangani Gajah Liar Sakit
Proses pengobatan, kata Fifin mulai dilakukan tim gabungan setelah tiba dilokasi pada Sabtu (23/10). Untuk memperlancar pengobatan, petugas terlebih dahulu melakukan pembiusan. Hasil pengecekan tim medis, gajah liar tersebut berjenis kelamin betina, berusia sekitar 30 tahun dengan tinggi 217 sentimeter dan berat 2 ton.
“Sedangkan, kondisi yang ditemukan tim di lapangan, gajah terlihat kurus dengan kondisinya kurang nafsu makan. Selain itu, juga mengalami radang pembengkakan dan luka terbuka pada bagian organ reproduksi luar yang telah ada larva/ulat di bagian tersebut,” katanya.
“Mencegah lukanya makin parah, tim melakukan langkah pembersihan luka dan pemberian obat topikal pada daerah luka. Kemudian pengambilan sampel darah untuk mengetahui kondisi kesehatan gajah secara umum, dan sampel darah akan dikirim ke laboratorium,” katanya.
Setelah melalui proses pengobatan, selanjutnya Tim medis menyadarkan satwa dan melepasliarkan gajah liar kembali ke habitatnya. Kemudian dibarengi melakukan pemantauan dan pengamatan pergerakan satwa untuk mengetahui kondisi selanjutnya.
“Pascadiobati, hasil pengamatan tim di lapangan gajah terlihat bergerak lebih gesit dari sebelum pengobatan,” kata Fifin.
Sementara itu, hasil pemantauan yang dilakukan pada Senin (25/10) oleh Tim patroli Yayasan TNTN dari Desa Lubuk Kembang Bunga, gajah liar tersebut dipastikan telah berbaur dengan kelompoknya. Kemudian hasil koordinasi dengan masyarakat setempat, dikabarkan gajah liar tersebut sudah mengarah ke hutan tersisa kawasan Balai Taman Nasional Tesso Nilo, yang berada di sekitar Bukit Apolo dan pondok Kompe.