Siswa SMP Satap Sukun 5 Jam Seberangi Laut Demi Ikuti ANBK
Editor: Makmun Hidayat
MAUMERE — Sebanyak 23 siswa dari 24 siswa SMP Satu Atap (Satap) Sukun, Pulau Sukun, Desa Semparong, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) harus menumpang perahu nelayan untuk bisa sampai ke Kota Maumere.
“Kami harus menyewa dua perahu nelayan untuk bisa membawa 23 siswa dan 4 guru ke Maumere agar bisa mengikuti ujian Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK),” sebut Jahading, Kepala Sekolah SMP Satap Sukun, saat ditemui di SMKN 1 Maumere, Kamis (7/10/2021).
Jahading menjelaskan, sebanyak 23 siswa, 4 guru dan dirinya harus menumpang 2 perahu nelayan yang disewa dari nelayan untuk mengantar mereka menyeberangi laut menuju kota Maumere.
Ia mengatakan, perjalanan ditempuh selama 5 jam dengan kondisi angin kencang dan gelombang tinggi sehingga mengakibatkan banyak siswa yang mabuk laut dan muntah-muntah.

“Kami harus berangkat dengan menyewa 2 kapal nelayan dari Pulau Sukun. Saya bersama wakil kepala sekolah harus mengeluarkan dana pribadi dahulu agar bisa menyewa perahu nelayan,” ujarnya.
Jahading mengaku harus mengeluarkan dana pribadi bersama wakil kepala sekolahs sekitar Rp6 juta untuk biaya sewa perahu nelayan,makan dan minum seluruh peserta ditambah dengan pemilik perahu.
Dia menambahkan,biaya tersebut juga termasuk sewa kendaraan mengangkut siswa dan guru dari tempat tinggal sementara mereka menuju ke lokasi pelaksanaan ANBK di SMKN1 Maumere.
“Kami harus menggunakan dana pribadi dahulu sebab dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) belum tersedia. Sekolah kami di Pulau Sukun tidak memiliki fasilitas komputer dan tidak ada jaringan listrik,” ucapnya.