Sikka Perangi ‘Stunting’ Lewat Sahabat Sehat

Editor: Makmun Hidayat

MAUMERE — Pemerintah Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) berencana menurunkan angka stunting dari 18,2 persen di tahun 2021 menjadi 8,2 persen di tahun 2022.

Menurut Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sikka, Petrus Herlemus, untuk mencapainya dilaksanakan metode Kolombia dengan gerakan Sahabat Sehat yang keberhasilannya sudah terbukti.

“Konteksnya adalah percepatan dan inovasi yang telah dilakukan melalui metode Kolombia dengan Rumah Pemulihan Stunting,” kata Petrus saat ditemui di Sikka Convention Center (SCC) di Maumere, Jumat (29/10/2021).

Petrus menjelaskan, di Rumah Pemulihan Stunting dirumuskan komposisi keseimbangan gizi apakah gizinya memadai atau tidak sehingga diambil metode Kolombia dengan dominasi asupan proteinnya menggunakan telur ayam.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka, Petrus Herlemus di SCC Kota Maumere, Jumat (29/10/2021). -Foto: Ebed de Rosary

Ia mengatakan, kenapa telur ayam sebab tingkat asobsi anak-anak balita terutama di bawah 2 tahun belum sampai normal sehingga dengan telur ayam tingkat asobsinya tinggi.

“Tadi sudah diluncurkan oleh Bupati Sikka tentang sistem Sahabat Sehat dan mulai dijalankan awal November 2021. Setiap bulan dilakukan evaluasi pada tanggal 11,” ucapnya.

Petrus mengatakan, konsep Sahabat Sehat ini sudah dijalankan di Puskesmas Hewokloang dan berhasil menurunkan angka stunting.

Tapi lanjutnya, Sahabat Sehat bukan cuma fokus di stunting saja tetapi semua masalah kesehatan di keluarga direkam sehingga bisa ditangani.

Setiap tenaga kesehatan menangani 70 kepala keluarga atau rumah di mana mereka selalu mengecek kondisi kesehatan di keluarga tersebut secara rutin sesuai jadwal.

Lihat juga...