Penjualan Baju Adat Senuji Alami Peningkatan
Redaktur: Muhsin Efri Yanto
LARANTUKA — Penjualan baju adat Senuji yang biasa dikenakan warga komunitas adat di beberapa kecamatan di Kabupaten Flores Timur (Flotim), Nusa Tenggara Timur (NTT) mengalami peningkatan sejak tahun 2018.

“Setelah ada festival Nubun Tawa di Kecamatan Lewolema, banyak yang memesan baju adat Senuji,” kata Yuliana Hingi Koten, pembuat baju adat Senuji asal Desa Riangkotek, Kecamatan Lewolema, Kabupaten Flores Timur, NTT saat dihubungi, Minggu (3/10/2021).
Yuliana mengakui, satu lembar baju adat Senuji dijual seharga Rp500 ribu dimana semua bahan kain ditanggungnya termasuk ongkos jahit dan menyulam.
Dirinya juga menerima pesanan untuk pasangan maupun perorangan sementara untuk anak-anak harganya lebih murah sekitar Rp300 ribu per lembarnya.
Biasanya kata dia, baju adat Senuji dikenakan juga dengan kain tenun dengan motif tenunan Flores Timur yang bisa dibeli di para penenun yang juga ada di Desa Riangkotek.
“Dalam sebulan saya bisa memproduksi 2 lembar baju adat Senuji sebab hanya memanfaatkan waktu di sore hari selepas mengajar di SDN Lamatou. Bila kerja dari pagi sampai sore bisa menghasilkan minimal empat lembar baju,” ucapnya.
Yuliana mengakui, bila pesanan sedang banyak maka dirinya memberikan order kepada para ibu-ibu yang ada di desanya.
Dia tambahkan, untuk menyulam dan memasang manik-manik dirinya sendiri yang mengerjakan sehingga butuh waktu lama untuk menghasilkan sebuah baju adat Senuji.