Pencurian Minyak Sawit Berdampak Cemari Kualitas Produk
Ironisnya aparat penegak hukum masih belum serius bekerja. Dan ketika pers ingin mengonfirmasi kasus pencurian CPO ilegal itu, justru terkesan tertutup, ini keliru. Apakah mereka takut salah bicara?. Seperti yang dilakukan wartawan Antara, saat mengonfirmasi ke Kapolres Dumai dan Danlanal, terkait apa tindakan mereka kedepan terhadap mafia praktik pencurian CPO itu, justru tidak bersedia.
“Semua pihak mulai dari Pemkot Dumai, Lanal dan Polres Dumai, harus berangkat dari sportifitas, kejujuran, dan objektivitas, jika serius ingin memberantas pratik mafia pencurian CPO ini. Harus ada betul-betul kemauan kuat, bukan hanya pemerintah daerah saja juga termasuk Lanal (unsur pusat), Polres (unsur pusat), Bea Cukai (unsur pusat), artinya Forkompida Kota Dumai mempunyai hubungan vertikal dan Gubernur Riau Syamsuar harus lebih keras lagi berjuang bersama menghentikan pencurian CPO ini,” katanya.
Berdasarkan pengakuan Rn (53), diriny kapok ikut terlibat sebagai “broker” atau calo dalam praktik mafia pencurian CPO. Ia dihukum bersalah dan menjalani 1 tahun penjara. Rn tergiur menjadi calo/broker CPO karena pendapatannya pada usaha sebelumnya sebagai pemasok logistik/ship chandler (penyedia jasa logistik) buat kapal asing sudah mulai menurun karena banyak pesaing.
“Saat itu saya bisa mendapat CPO hingga 2 ton, tapi setahun sebagai perantara CPO, telah ditangkap. Banyak yang saya lihat bahwa praktik mafia pencurian CPO di laut ini telah di “lindungi” oleh oknum AL dan Polairud sehingga pencurian makin mulus beroperasi,” katanya. (Ant)