Museum Bikon Blewut Simpan Jejak Kebudayaan Flores Purbakala
Editor: Koko Triarko
Menurut Piet, museum harus merawat nilai-nilai tradisional, lokal, dan kontekstual dari suatu entitas budaya.
“Museum sekaligus terus-menerus menjadikan unsur-unsur budaya tersebut relevan bagi masyarakat, dan terutama lingkungan didekatnya,” tuturnya.
Sementara itu menurut penjaga Museum Bikon Blewut, Endi Padji, museum ini mulai aktif melakukan koleksi sejak 1983 oleh Pater Piet Petu, SVD, meskipun sudah mulai dibuka pada 1965.
Endi menyebutkan, lebih banyak kunjungan berasal dari wisatawan dan peneliti dari luar negeri, sementara masyarakat lokal sangat jarang sekali, kecuali anak-anak sekolah yang belajar sejarah.
“Museum tidak memiliki dana, karena dilarang mengutip uang dari pengunjung, kecuali sumbangan sukarela dari pengunjung saja. Kalau dulu ada dana dari Pater Piet Petu, SVD, baik dari dana pribadi maupun dari Roma,” ungkapnya.