Mengenal Kawasan Wisata dan Ragam Budaya Singapura

Restoran lain yang patut dikunjungi adalah Old Bibik’s Peranakan Kitchen yang menyajikan makanan peranakan klasik halal. Anda bisa mencoba makanan ala Nyonya seperti chincalok omelette, telur dadar dengan campuran fermentasi udang.

Ada juga jiuhuchar atau lobak iris dengan juhi dan selada dan ayam pongteh yaitu ayam yang dimasak dengan pasta kedelai, kentang, dan jamur.

Pecinta prata bisa berkunjung ke toko legendaris Mr and Mrs Mohgan’s Super Crispy Prata dimana pelanggan setia rela antre panjang. Sang pemilik, Mr Mohgan, belajar membuat prata sejak usianya 12 tahun, maka rasa dan tekstur roti prata sudah terjamin enak. Roti prata disajikan dengan kuah kari dan sambal yang membuat makan jadi lebih istimewa.

4. Belajar Budaya Peranakan

Rasanya tidak lengkap jika berkunjung ke Katong dan belum mengenal budaya Peranakan itu sendiri. Katong menawarkan tempat bagi wisatawan untuk belajar dan mencoba berbagai kegiatan ala baba dan nyonya (sebutan laki-laki dan perempuan Peranakan).

Semuanya dikemas dengan menarik dan interaktif sehingga tidak membosankan. Ada tiga tempat untuk belajar mengenai budaya Peranakan di Singapura: Katong Antique House, The Intan, dan Eurasians Heritage Gallery.

Katong Antique House adalah rumah berusia lebih dari satu abad yang merupakan situs sejarah yang masih terawat dengan sangat baik. Katong Antique House bagaikan sebuah kapsul waktu, karena di dalam rumah ini terdapat barang-barang dari 1800-an. Anda dapat menemukan altar sembahyang leluhur Tionghoa, koleksi keramik kuno, dan foto-foto keluarga Peranakan.

Selain Katong Atique House, ada The Intan yaitu museum Peranakan swasta. The Intan beberapa kali mendapatkan penghargaan, salah satu yang bergengsi adalah Singapore Experience Award kategori Atraksi terbaik pada 2016. Museum ini juga pernah muncul di Discovery Channel dan National Geographic.

Lihat juga...