Maksimalkan Lahan, Petani Bandar Lampung Terapkan Penanaman Polikultur
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
Hasil pertanian petani berupa melinjo dan singkong sebagian diolah menjadi produk emping, opak. Hasil dari penanaman komoditas pertanian sebutnya bisa memberi nilai tambah melalui produk turunan.
Pemanfaatan lahan terbatas juga dilakukan oleh Nurhasanah di Kelurahan Way Kandis, Kecamatan Tanjung Senang. Ia menyebut lahan dimanfaatkan untuk tumpang sari tanaman bumbu, sayuran dan buah.
Jenis tanaman bumbu berupa serai, lengkuas, jahe dan kencur. Jenis tanaman buah berupa mangga, alpukat, sawo mentega hingga buah sukun. Berbagai jenis tanaman tersebut bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
“Menanam beragam tanaman bisa menjadi sumber bahan makanan sebagian bisa dijual,” bebernya.
Nurhasanah bilang polikultur dilakukan agar lahan bisa menghasilkan. Sistem penyiraman sebutnya bisa dilakukan melalui sumur gali. Saat musim kemarau ia menyebut masih bisa menanam sayuran jenis kangkung, bayam dan sawi.
Berbagai jenis sayuran dominan dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan keluarga tanpa harus membeli. Tanaman kakao, singkong juga dibudidayakan untuk dijual kepada pengepul.
Memanfaatkan lahan terbatas, Lena Agusrini, warga Kelurahan Sumberrejo, Kemiling menanam beragam tanaman. Jenis tanaman berupa cabai jamu, sayuran selada, sawi dengan sistem hidroponik.

Berbagai jenis tanaman berupa lada perdu, jahe, lengkuas dan kencur juga ditanam. Berbagai tanaman yang dibudidayakan secara polikultur bisa dimanfaatkan sebagai sumber kebutuhan keluarga.