Limbah Sampah Kayu di Pantai Berpotensi Jadi Bahan Bakar Alternatif

Redaktur: Muhsin Efri Yanto

“Saat angin kencang mendamparkan sampah kayu, ranting hingga plastik bisa mencapai puluhan kubik,” ulasnya.

Limbah kayu terdampar di pantai juga kerap terjadi di pantai Minangruah, pantai Mengkudu di Bakauheni. Miang, salah satu warga di pantai Minang Ruah menyebut di pantai tersebut sampah kayu berasal dari sungai Kepayang, sungai Pegantungan. Sampah kayu yang terbawa banjir saat penghujan sebagian dikumpulkan lalu dibakar.

Miang bilang volume sampah dari kayu bisa menjadi bahan bakar alternatif. Saat melakukan pembakaran batu bata, sebagian warga bisa mengumpulkan kayu limbah.

Limbah kayu terdampar di pantai Desa Legundi, Kecamatan Ketapang, Lampung Selatan untuk merebus kerang hijau oleh Amran Hadi, Rabu (20/10/2021). Foto: Henk Widi

Selain kayu limbah beberapa kayu sebetan, limbah pengergajian kayu kerap digunakan. Limbah penggergajian kayu berupa papan kulit kayu dibeli seharga Rp350.000 permobil.

“Sebagian peternak memakai limbah kayu untuk pembuatan bedian atau penghangat kandang pada ternak sapi, kerbau, kambing,” ulasnya.

Limbah sampah kayu yang terdampar di pantai dan pulau Mengkudu diakui Rohmat Hidayat. Ia menyebut lokasi pantai yang berada pada teluk berimbas berbagai sampah kerap terdampar.

Persoalan sampah pantai sebutnya pada satu bulan sebelumnya dipenuhi dengan adanya limbah aspal. Limbah tersebut menempel pada kayu, botol plastik sehingga harus dibakar.

Penggunaan limbah kayu sebagai alternatif bahan bakar juga digunakan kala ada wisatawan berkemah. Kayu bakar sebutnya dikumpulkan sebagai sumber bahan bakar alternatif saat membakar ikan, penghangat badan.

Lihat juga...