Kolaborasi Tiga Negara Tropis Dunia Perkuat Negosiasi Iklim

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

Atau pada manajemen karhutla, Indonesia akan membagikan pengalaman dalam pendekatan pengendalian karhutla terpadu yang telah berhasil mengurangi kebakaran hutan dan lahan hingga 82 persen.

Sementara pada saat yang sama beberapa wilayah di Amerika, Australia dan Eropa mengalami peningkatan signifikan kejadian karhutla. Indonesia juga berhasil menghindari apa yang disebut bencana ganda, yaitu kebakaran hutan yang menyebabkan asap terjadi secara paralel dengan wabah COVID-19, selama dua tahun pandemi.

“Indonesia juga terus fokus pada pekerjaan menakjubkan yang telah dilakukan terkait dengan perlindungan lahan gambut, yang bertujuan untuk mencegah dan menghindari kebakaran gambut. Brazil dapat memamerkan teknologi mutakhir untuk deteksi dan pencegahan kebakaran yang dimilikinya, sementara Kongo dapat berbagi pelajaran tentang inventarisasi hutan di antara isu-isu terkait lainnya,” kata Siti memaparkan.

Yang tak kalah penting yaitu pada isu keanekaragaman hayati dan bioprospeksi. Negara-negara IBC tentu sangat kaya akan keanekaragaman hayati dan spesies unggulan, khususnya bioprospeksi sangat penting, tentunya ini perlu perhatian khusus agar dapat diangkat menjadi aksi-aksi iklim yang bermanfaat global.

Terakhir pada isu yang sedang hangat, yaitu rehabilitasi dan konservasi mangrove, Indonesia mengajak Brazil dan Kongo untuk belajar dari pengalaman-pengalaman Indonesia melindungi hutan mangrove, yang ternyata dibuktikan secara ilmiah mempunyai kemampuan berkali lipat dalam menyerap dan menyimpan karbon dibandingkan hutan tropis di daratan.

Indonesia pun telah mengumumkan prakarsa baru untuk memulihkan 600 ribu hektare hutan mangrove yang rusak selama tiga tahun ke depan hingga 2024.

Lihat juga...