Budidaya Tanaman Herbal Sistem Stek dan Rimpang di Lahan Sempit

Editor: Makmun Hidayat

Pada penanaman jahe, kunyit, lengkuas, kencur dan temu lawak Ruswanto memakai akar rimpang. Rimpang yang telah menghasilkan tunas bisa dipencarkan dari tanaman utama. Tahap selanjutnya tanaman bisa dipindahkan ke media pot, pekarangan sempit. Tanpa harus memanfaatkan lahan luas, tanaman herbal bisa dibudidayakan.

“Budidaya skala kecil tetap bisa dilakukan untuk pemenuhan kebutuhan harian,” ulasnya.

Budidaya komoditas tanaman herbal sebutnya sangat efektif. Saat ada anggota keluarga mengalami asam lambung, maag ia bisa memeras daun cincau. Saat ada anggota keluarga mengalami gejala masuk angin, mual, ia bisa meramu rimpang jahe sebagai minuman hangat. Memanfaatkan lahan sempit untuk budidaya tanaman herbal memakai teknik stek batang, akar cukup menghasilkan.

“Minimal sejumlah kebutuhan untuk bumbu masak tidak harus membeli ke pasar,” ulasnya.

Budidaya tanaman herbal, bunga sebagai tanaman hias dilakukan Bude Emi di Teluk Betung, Bandar Lampung, Senin (11/10/2021). -Foto Henk Widi

Perbanyakan tanaman herbal dengan sistem stek batang, rimpang diakui Bude Emi. Warga Teluk Betung itu menyebut sejumlah tanaman herbal berbentuk batang berupa sambung nyowo, mahkota dewa, sirsak, kumis kucing. Berbagai jenis tanaman herbal itu bisa dipencarkan cukup dengan mematahkan batang yang telah memiliki akar dan sistem cangkok air.

Berbagai jenis tanaman yang telah dipisahkan dari indukan selanjutnya dipencarkan. Media tanam yang bisa digunakan sebut bude Emi berupa pot, polybag, karung bekas hingga bekas kemasan makanan. Lahan sempit diakuinya bisa diantisipasi dengan budidaya sistem vertikal. Sistem vertikal dilakukan dengan membuat rak besi, gantungan.

Lihat juga...