Mengenali Karakteristik Tanah Sawah untuk Produksi Tanaman Pertanian
Editor: Makmun Hidayat
SITUBONDO — Petani di Situbondo, Jawa Timur, yang intens dengan produksi lahan pertanian, memiliki kemampuan tersendiri dalam membedakan kualitas tanah yang cocok untuk bibit tanam produksi pertanian.
Suwirno, warga Desa Alasmalang, Kecamatan/Kabupaten Situbondo mengatakan, setiap lahan pertanian memiliki karakteristik tanah yang berbeda-beda, walaupun jarak antara tanah saling berdekatan.
“Proses pembibitan tanaman di sawah, tidak bisa dilakukan secara bersamaan dengan lahan yang berbeda. Setiap tanah sawah, unsur haranya berbeda-beda, sehingga perlu menjadi perhatian khusus,” ujar Suwirno kepada Cendana News, di wilayah Desa Wringin Anom, Kecamatan Panarukan, Situbondo, Senin (27/9/2021).
Suwirno mengatakan, kegagalan proses masa panen yang dilakukan oleh petani, salah satunya minimnya pemahaman tanah sawah yang digunakan. Karena, hal tersebut kurang diperhatikan.
“Unsur tanah di sawah paling mudah kita pahami yakni, lahan basah serta lahan kering. Di antara kedua perbedaan itu sejatinya menggunakan bibit yang berbeda pula, baik bibit jagung maupun bibit padi,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Suwirno menambahkan, kelembaban tanah sawah dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, bisa saja karena ketersediaan air yang mencukupi, atau unsur tanahnya masih bagus. Sedangkan lahan kering, bisa disebabkan karena unsur tanahnya sudah tidak maksimal walaupun air yang digunakan cukup tersedia dengan baik.
“Saat kita menginginkan menanam bibit jagung, antara tanahnya yang basah dan tanahnya yang kering perlu perbedaan kualitas bibit yang berbeda. Tujuannya untuk keberhasilan proses masa panen yang dilakukan,” jelasnya.